Seru! Mahasiswa Jepang Ikut Menari Jatilan bersama Warga di Kulonprogo
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Belasan mahasiswa Universitas Doshisha, Jepang ikut menari jatilan di Padukuhan Banyunganti Lor, Kaliagung, Sentolo, Jumat (8/9/2023). Tari tersebut mengakhiri aktivitas mereka selama beberapa hari di Kaliagung. Mereka merupakan sukarelawan untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH).
Lurah Kaliagung, Sugeng Nugroho mengatakan bahwa ide untuk menampilkan kesenian jatilan adalah agar para mahasiswa tersebut dapat mengenal juga budaya Jawa, terutama yang ada di Kulonprogo.
Advertisement
“Itu ide dari kami. Tarian tadi hanya menari saja bukan versi lengkap. Mereka memang kami kenalkan dengan kegiatan budaya di kalurahan kami,” kata Sugeng ditemui di Banyunganti Lor, Jumat (8/9/2023).
Menurut Sugeng, para mahasiswa menyukai konsep acara yang berbasis pada kebudayaan lokal warga setempat. Selama sekitar satu jam, baik mahasiswa maupun warga ikut menari bersama di lahan terbuka.
Dia menjelaskan bahwa mahasiswa Doshisha tersebut merupakan kloter terakhir sebagai relawan dalam membantu merehabilitasi RTLH di Kaliagung. Dengan begitu tujuh RTLH di Kaliagung resmi direhabilitasi. “Tujuh rumah itu tersebar di Banyunganti Kidul, Kemiri, dan Banyunganti Lor,” katanya.
Ketujuh rumah tersebut direhabilitasi melalui bantuan dari Habitat for Humanity Indonesia. Sampai saat ini, masih ada sekitar 115 RTLH yang masih perlu mendapat bantuan rehabilitasi.
Selain dari Habitat for Humanity Indonesia, Pemerintah Kalurahan Kaliagung telah mengusulkan rehabilitasi melalui program jambanisasi ke Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) setempat. “Tahun depan, Habitat for Humanity Indonesia akan mengajak relawan dari Korea Selatan. Kami juga berharap dapat menyasar Kaliagung lagi,” ucapnya.
BACA JUGA: Puluhan Mahasiswa Asing Belajar di FIB UGM
Senior Operations Manager Habitat for Humanity Indonesia, Rudi Nadapdap, mengatakan bahwa Habitat for Humanity Indonesia telah memulai program yang berfokus pada rehabilitasi RTLH sejak puluhan tahun lalu. “Biasanya Habitat for Humanity Indonesia akan memilih satu lokasi dan membantu dengan durasi cukup lama. Ada yang sampai dua puluh tahun,” kata Rudi.
Salah satu mahasiswa, Takenori mengatakan bahwa dia tidak pernah bersentuhan dengan budaya lain dari luar Jepang. Oleh karena itu, ketika dia dan teman-temannya mengenakan pakaian Jawa dan menari jatilan merupakan hal yang baru.
“Pengalaman mengenakan pakaian Jawa dan menari jatilan merupakan pengelaman yang tidak biasa untuk kami. Melalui pengalaman lain seperti kegiatan kebudayaan yang telah kami lakukan, kami jadi tahu betapa mengagumkan budaya Indonesia,” kata Takenori.
Takenori menambahkan dia bersama teman-temannya sudah berada di Kaliagung selama lima hari. “Selama lima hari kami bekerja ikut membangun rumah,” katanya. Menurut dia, setiap orang memerlukan rumah yang layak untuk berkumpul bersama keluarga dan melakukan kegiatan sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Pilkada Sleman, Harda-Danang Gelar Silaturahmi dengan Ponpes Wahid Hasyim
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Kamis 21 November 2024
- Jalur Trans Jogja ke Sejumlah Mall dan Kampus di Jogja
- Jadwal SIM Keliling Bantul Kamis 21 November 2024: Di Polsek Srandakan
- Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Jogja, Sleman, Bantul dan Gunungkidul, Kamis 21 November 2024, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Advertisement