Advertisement

Promo November

Tak Sekadar Kompetisi Layangan, Ngaran Kite Festival 2023 Jadi Momen Lestarikan Tradisi

Jumali
Minggu, 10 September 2023 - 14:37 WIB
Arief Junianto
Tak Sekadar Kompetisi Layangan, Ngaran Kite Festival 2023 Jadi Momen Lestarikan Tradisi Ilustrasi. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Festival layang-layang bertajuk Ngaran Kite Festival 2023 kembali digelar di Padukuhan Ngaran, Kalurahan Margokaton, Kapanewon Seyegan selama dua hari mulai Sabtu (9/9/2023) hingga Minggu (10/9/2023).

Gelaran ini masuk ke dalam Calendar of Event Dinas Pariwisata DIY dan rangkaian acara Sleman Creative Week #3. Adapun tema yang diangkat dalam gelaran ini adalah Akar Tumbuh Budaya Tangguh.

Advertisement

Ngaran Kite Festival menampilkan berbagai jenis layang-layang dari para peserta yang berasal dari DIY dan Jawa Tengah seperti Magelang, Purworejo dan lainnya.

Ketua Pelaksana Ngaran Kite Festival, Aris Riyanto mengatakan festival tahun ini dikemas dengan sangat variatif. Tidak hanya pertunjukan dan kompetisi layang-layang, ada juga berbagai kegiatan lainnya seperti seni budaya, kreativitas yang menarik dan banyak lagi.

"Tahun ini banyak sekali acara di Ngaran Kite Festival 2023, selain kompetisi layangan, terdapat juga sejumlah kegiatan lainnya yang melibatkan warga sekitar. Seperti workshop, pentas seni dan budaya, stan UMKM, edukasi plastik dan lainnya," ujar Aris Riyanto, Minggu (10/9/2023).

Festival yang berlangsung di area persawahan ini bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya layang-layang sebagai permainan tradisional yang merupakan warisan nenek moyang Indonesia. Selain itu acara ini juga sebagai wadah bagi para penggemar layang-layang untuk berkumpul dan berbagi minat mereka.

BACA JUGA: Keren! Warna-Warni Layang-Layang Hiasi Langit Parangkusumo

Aris menjelaskan, kehadiran Festival Layang-Layang Ngaran ini juga untuk mengajak generasi milenial untuk kembali ke sawah. Dimana saat ini generasi muda semakin jarang atau hampir tidak ada yang mau turun ke sawah.

“Generasi sekarang cenderung tidak mau ke sawah. Jadi, kita menggunakan media layangan ini untuk mengenalkan sawah. Dimulai dengan main-main ke sawah dulu, baru mereka akan mulai tertarik ternyata tanaman padi dan tanaman lain itu masih banyak dan perlu dilestarikan,” jelasnya.

Ia menambahkan, Indonesia adalah negara agraris yang besar namun semakin hari lahan persawahan semakin berkurang dampaknya perubahan yang signifikan terhadap lingkungan. "Petani semakin berkurang, lahan persawahan juga semakin bergeser menjadi gedung atau perumahan. Karena sawah jangan sampai menghilang karena sawah sejatinya salah satu jantung perekonomian dan sawah juga adalah sarana kita bermain serta belajar tentang kehidupan,” tambahnya.

Sepanjang festival, pengunjung berkesempatan menyaksikan pertunjukan layang-layang yang menakjubkan dengan berbagai ukuran, bentuk, dan warna. Selain itu, festival ini juga akan menyelenggarakan berbagai lokakarya yang mengundang seluruh masyarakat untuk berpartisipasi.

“Kami sangat bersemangat untuk kembali menghadirkan festival layang-layang ini. Tidak sekedar perayaan terbang layang-layang, tetapi juga sebagai pengingat akan warisan budaya kita serta nilai-nilai persatuan dan kemasyarakatan. Itulah makna Akar Tumbuh Budaya Tangguh,” kata Aris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Lingkungan Hidup Minta Semua Pemda Tuntaskan Roadmap Penanganan Sampah

News
| Sabtu, 23 November 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement