Advertisement
Jogja sedang Terik-teriknya, Pakar Kesehatan UGM Minta Waspadai Penyakit Ini

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Musim kemarau panjang akibat El Nino disebut BMKG menjadi biang cuaca di DIY menjadi lebih terik dari biasanya. Terkait dengan situasi ini, Pusat Kedokteran Tropis UGM menyoroti sejumlah aspek yang patut diwaspadai selama musim kemarau.
Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM, dr. Ida Safitri menilai dari sisi penyakit infeksi atau penyakit tropis, kelompok populasi anak harus menjadi perhatian pada situasi ini. Salah satunya potensi infeksi yang cara penularannya melalui jalur fecal oral atau melalui mulut yang bisa mengidap anak-anak.
Advertisement
Di musim kemarau, di mana ketersediaan air bersih mungkin berkurang, penyakit-penyakit yang bersumber dari konsumsi sumber air yang kurang bersih atau sumber air tercemari oleh bakteri berpotensi meningkat.
"Makanan dan minuman yang penyiapannya tidak dilakukan secara higienis karena terbatasnya air bersih, [penyakit] mungkin akan berpotensi meningkat," kata Ida, Selasa (3/10/2023).
Kedua aspek tersebut dapat memicu pertumbuhan sejumlah penyakit di musim kemarau. Beberapa di antaranya seperti diare dan tifus.
Untuk mencegah mewabahnya dua penyakit tersebut, masyarakat kata Ida harus mencermati gejala yang timbul. Bila ada gejala seperti demam, muntah hingga diare, Ida mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke faskes. "Jika ada keluhan demam, sakit perut, mual, muntah, atau diare segera dibawa ke faskes terdekat," tegasnya.
BACA JUGA: Penderita ISPA dan Flu di Jogja Meningkat 40%, Kemarau Panjang Faktor Utamanya
Selain penyakit yang bersumber dari keterbatasan air bersih sebagai dampak musim kemarau, Ida yang merupakan dokter anak itu juga mewaspadai bahaya penyakit yang dibawa oleh vektor. Dua vektor yang patut diwaspadai kata Ida ialah nyamuk dan lalat. "Kalau vektor nyamuk atau lalat bisa juga diwaspadai," tegasnya.
"Pencegahan agar tidak tertular, mengkonsumsi minuman dan makanan yang diolah dengan benar, air minum dimasak sampai mendidih. Menutup makanan dan minuman yang tersaji supaya tidak dihinggapi lalat, tidak membuang sampah sembarangan yang akan mengundang vektor lalat, mencuci tangan setiap kali sebelum makan dan minum," jelas Ida.
Sementara berkaitan dengan cuaca terik, Ida mewanti-wanti masyarakat untuk tidak dehidrasi selama beraktivitas. "Soal cuaca panas, maka pencegahan agar tidak terjadi risiko kekurangan cairan atau dehidrasi menjadi hal yang penting," ujarnya.
Di sisi lain Ida juga menyinggung soal potensi heat stroke yang dapat dialami orang dewasa. Karenanya masyarakat diminta menggunakan pelindung bila beraktivitas di luar ruang pada saat jam-jam terik.
"Kalau pada orang dewasa sangat mungkin [heat stroke]. Makanya harus menghindari berada di bawah matahari langsung tanpa pelindung topi atau payung di jam-jam saat matahari sedang terik. Minum lebih banyak. Memakai tabir surya," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Gunung Marapi Meletus, 11 Pendaki Dinyatakan Meninggal Dunia, 28 Belum Turun
- Asyik, Capres-Cawapres Boleh Bagi-bagi Barang Rp100.000, Begini Ketentuannya
- Mengulas Alasan Kenapa Indonesia Disebut Negara Konoha, Awal Mulanya Gegara Ini
- Turun Rp15,83 Triliun, Kredit Restrukturisasi Covid-19 Jadi Rp301,16 Triliun
Berita Pilihan
Advertisement

Tebing Longsor, Kereta Jakarta-Jogja Dialihkan lewat Bandung, Ini Daftarnya
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Permudah Pelanggan KRL, KAI Commuter Line Luncurkan Aplikasi C-Access
- 100 Pemuda Ikuti Latihan Kepemimpinan di Jogja
- Dispar DIY Genjot Kunjungan Wisatawan di Desember Ini
- Tak Melulu di Malioboro, Dispar DIY Sebut Desa Wisata Kini Jadi Favorit Wisatawan
- Tak Kantongi Izin Kepolisian, Empat Agenda Kampanye di Jogja Batal
Advertisement
Advertisement