Advertisement
Waspada! Banyak Kasus Diare dan Ispa Terjadi di Masyarakat, Ini Penyebabnya

Advertisement
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati mengungkapkan dalam musim kemarau ini kasus ispa kerap ditemui. "Di musim kemarau atau pancaroba seperti ini yang banyak memang batuk, pilek, biasanya ispa, penyakit-penyakit ispa," tutur Yuli dikutip pada Kamis (5/10/2023).
Perubahan cuaca yang ekstrem juga debu dapat menyebabkan munculnya kasus batuk, pilek dan ispa. "Karena memang perubahan cuaca ekstrem, kemudian angin yang besar, kemudian debu yang beterbangan apalagi kemarin baru ada masalah sampah," lanjutnya.
Advertisement
BACA JUGA: Jogja sedang Terik-teriknya, Pakar Kesehatan UGM Minta Waspadai Penyakit Ini
Selain penyakit-penyakit tadi, diare juga menghantui selama musim kemarau. Keterbatasan air dan rendahnya higienitas, membuat diare juga dapat merebak selama kemarau.
"Kalau dengan keterbatasan air ya biasanya diare yang muncul. Tapi itu biasanya juga muncul pada anak-anak biasanya, karena mereka kan higienitasnya kalau misalnya main gitu lupa cuci tangan atau apa akhirnya harusnya dibantu dengan PHBS. Gaya hidup bersih dan sehat itu beliau untuk semuanya," tegasnya.
Senada dengan Yuli, Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM, dr. Ida Safitri sebelumnya juga menilai kelompok populasi anak harus menjadi perhatian selama musim kemarau. Salah satunya perihal potensi infeksi yang cara penularannya melalui jalur fecal oral atau melalui mulut yang bisa diderita anak-anak.
Di musim kemarau, di mana ketersediaan air bersih mungkin berkurang, penyakit-penyakit yang bersumber dari konsumsi sumber air yang kurang bersih atau sumber air tercemari oleh bakteri disebut Ida berpotensi meningkat. Dua aspek tersebut juga dapat memicu kasus diare dan tifus.
Untuk mencegah mewabahnya dua penyakit tersebut, masyarakat kata Ida harus mencermati gejala yang timbul. "Jika ada keluhan demam, sakit perut, mual, muntah, atau diare segera dibawa ke faskes terdekat," tegasnya.
"Pencegahan agar tidak tertular, mengkonsumsi minuman dan makanan yang diolah dengan benar, air minum dimasak sampai mendidih. Menutup makanan dan minuman yang tersaji supaya tidak dihinggapi lalat, tidak membuang sampah sembarangan yang akan mengundang vektor lalat, mencuci tangan setiap kali sebelum makan dan minum," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Indonesia Diminta Jadi Juru Damai Konflik India dan Pakistan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Petugas BPBD Bantul Evakuasi Pekerja yang Tersengat Listrik di Banguntapan
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
Advertisement