Advertisement

Cerita Warga Banyumanik Gunungkidul yang Harus Beli Air Setiap Kemarau

David Kurniawan
Jum'at, 06 Oktober 2023 - 17:47 WIB
Ujang Hasanudin
Cerita Warga Banyumanik Gunungkidul yang Harus Beli Air Setiap Kemarau Bupati Gunungkidul Sunaryanta pada saat melakukan simbolisasi penyaluran air bersih bantuan dari anggota TNI di Padukuhan Banyumanik, Pacarejo,Semanu. Jumat (6/10 - 2023)

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sedikitnya 52 kepala keluarga di Padukuhan Banyumanik, Pacarejo, Semanu rutin membeli air bersih dua hingga tiga tangki di setiap bulannya. Meski hanya berjarak sekitar sepuluh kilometer dari pusat kota di Gunungkidul, namun wilayah ini masuk daerah yang mengalami kesulitan air saat musim kemarau.

Salah seorang warga Padukuhan Banyumanik, Prapto Siswanto mengatakan, daerahnya tidak ada sumber air. Untuk mendapatkan pasokan air bersih sangat bergantung dengan hujan karena airnya ditampung melalui bak pemanen air hujan (PAH).

Advertisement

“Jadi setiap keluarga yang berjumlah 52 keluarga, masing-masing memiliki bak penampungan sendiri,” kata Sis, sapaan akrabnya saat ditanya wartawan Harianjogja.com, Jumat (6/10/2023).

Menurut dia, untuk musim hujan tidak masalah karena airnya melimpah. Namun saat kemarau, warga terpaksa membeli karena di Banyumanik tidak ada sumber air.

Sis mengakui sudah ada upaya dari pemerintah untuk membuatkan sumur bor air dalam. Namun, tiga titik yang dibor tidak mengeluarkan air.

“Kedalamannya mencapai 100-136 meter. Tapi, airnya juga tidak keluar,” katanya.

Untuk pemenuhan air bersih, juga sudah ada satu sambungan rumah yang dipasang dari PDAM Tirta Handayani agar dimanfaatkan secara bergantian. Hanya saja, saluran air tidak lancar karena baru mengalir saat tengah malam.

“Memang terhitung murah karena per kubiknya hanya Rp10.000. tapi, sering macet dan  kalau keluar air saat tengah malam ketika warga terlelap tidur,” katanya.

BACA JUGA: Kekeringan Meluas, Ratusan Keluarga di Gunungkidul Krisis Air Bersih

Sebagai dampaknya, warga harus membeli seharaga Rp125.000 per tangkinya. Rata-rata pembelian dilakukan dua hingga tiga kali setiap bulannya.

“Tergantung jumlah anggota keluarganya. Kalau saya dengan empat jiwa, sebulan beli dua kali. Tapi, kalau lebih bisa membeli tiga kali dalam sebulan,” katanya.

Selain membeli, kebutuhan air bersih bagi warga Banyumanik juga ada bantuan dari berbagai pihak. Salah satunya diberikan oleh anggota TNI untuk memeringati Hari TNI ke-78.

“Banyak bantuan dan kami berterimakasih atas apa yang diberikan karena dapat membantu dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih,” katanya.

Komandan Pangkalan Angkatan Udara Adisutjipto, Markseal Pertama TNI Dedy Susanto mengatakan, pihaknya bersama Danrem  072 Pamungkas menyelenggarakan bakti sosial untuk memperingati Hari TNI ke-78. Kegiatan ini diisi dengan penyaluran air bersih sebanyak 78 tangki berserta sembako ke warga di Padukuhan Banyumanik, Pacarejo, Semanu.

“Semoga memberikan manfaat sehingga dapat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” kata Dedy.

Ketua DPRD DIY, Nuryadi mengapresiasi pelaksanaan baksos yang diselenggarakan oleh TNI. Hal ini menunjukan adanya peran untuk membatu kesulitan yang terjadi di masyarakat.

“Sinergitas yang baik ini harus terus ditingkatkan. Tujuannya agar bisa memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat,” kata Nuryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Selama Jadi Presiden, Jokowi Tambah Hutang Indonesia hingga Rp6.291 Triliun

News
| Minggu, 10 Desember 2023, 18:27 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement