Advertisement

Promo November

Masalah Penurunan Air Tanah Dimitigasi, Sumur Resapan di Jogja Bertambah Setiap Tahun

Triyo Handoko
Kamis, 12 Oktober 2023 - 18:57 WIB
Arief Junianto
Masalah Penurunan Air Tanah Dimitigasi, Sumur Resapan di Jogja Bertambah Setiap Tahun Ilustrasi instalasi air bersih. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sumur resapan di Kota Jogja kian bertambah setiap tahun, kini sudah ada 2.740 unit dengan total panjang 27.400 meter. Pembangunan sumur resapan ini dimaksudkan untuk memitigasi penurunan permukaan air tanah di Kota Jogja.

Pembangunan dan perawatan sumur resapan di Jogja ini dilakukan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP). Penambahan jumlah sumur resapan juga terus dilakukan DPUPKP Jogja, terutama saat melakukan pembangunan.

Advertisement

Data DPUPKP Jogja menunjukkan penambahan sumur resapan dilakukan sejak 2012 di mana saat itu ada 138 unit, bertambah 46 sumur resapan jadi 184 unit. Terus bertambah pada 2014 jadi 594 unit sumur resapan, lalu meningkat lagi jadi 788 sumur resapan pada 2015. Hingga pada 2020 sudah ada 2.261 unit umur resapan, lantaran terhalang pandemi pembangunan sumur resapan mengalami penurunan.

BACA JUGA: Sumur Mulai Kering, Warga Sleman Terpaksa Bor Sumur Lagi

Data DPUPKP pada 2022 lalu menunjukkan sduah ada 2.740 unit sumur resapan. “Penambahan terus kami lakukan setiap tahun karena itu sudah ada perdanya juga bahwa setiap pembangunan 60 meter persegi yang menutup tanah wajib membuat satu sumur resapan, tak hanya pembangunan gedung kami juga terus mengupayakan menambah sumur resapan,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPUPKP Jogja, Rahmawan Kurniadi, Kamis (12/10/2023).

Tujuan penambahan sumur resapan itu, jelas Kurniadi, untuk memastikan permukaan air tanah di Jogja terjaga. “Karena dengan sumur resapan ini air hujan akan terjaga di bawah air, tidak langsung terbuang ke aliran sungai,” ujar dia.

Sayangnya, Kurniadi tak dapat memastikan seberapa berdampaknya pembangunan sumur resapan terhadap penurunan permukaan air tanah. “Karena kami tidak berwenang mengurus pengawasan dan pengendalian air tanah, itu di provinsi dan pusat,” katanya.

Meskipun begitu Kurniadi yakin tanpa sumur resapan yang tiap tahun ditambah penurunan permukaan air tanah di Jogja dapat lebih ekstrim lagi. “Kajiannya ada bahwa sumur resapan ini yang paling efektif makanya ada Perdanya juga untuk membangun sumur resapan, kalau tidak dibangun mungkin penurunan air tanah lebih drastis,” kata dia.

Kurniadi berharap masyarakat juga turut memangun sumur resapan karena selain membendung air hujan bablas ke sungai, sumur resapan jga membendung sedimen tanah mengalir ke sungai. “Kalau sedimen ini terus bertambah kan sungai jadi dangkal, jadi fungsi sumur resapan ini luar biasa,” ungkapnya.

Dibanung membangun menutup tanah dengan konblok, menurut Kurniadi, sumur resapan lebih efektif menjaga permukaan air tanah. “Karena cor blok juga ada kemungkinan air itu tetap lari ke sungai atau dataran rendah lain bukan berhenti di lokasi itu, jadi kalau memungkinkan kami sarankan untuk bangun sumur resapan,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember

News
| Jum'at, 22 November 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement