Gus Muwafiq Gelar Peringatan Maulid Nabi, Hidangkan Menu Terbaik bagi Jemaah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pengasuh Pondok Pesantren Minggir, Sleman, KH Muwafiq atau Gus Muwafiq menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selama 2 hari, Sabtu (14/10/2023) dan Minggu (15/10/2023).
Selain diisi dengan sholawatan dan pidato kebangsaan, acara bertajuk “Shalawat Kebangsaan” tersebut juga menghadirkan beragam hidangan dari bahan-bahan terbaik.
Advertisement
Beberapa hidangan terbaik yang disajikan mulai dari olahan ayam bangkok, ayam-ayam petarung terbaik dan ikan arapaima raksasa. “Ayam akan ada puluhan ekor. Akan ada yang bawa kambing garut terbaik tapi belum tahu jadi apa nggak, dan olahan ikan arapaima sepanjang 3-4 meter seberat kwintalan,” kata Gus Muwafiq, Sabtu (14/10/2023).
BACA JUGA: Gus Muwafiq Gelar Lomba Puisi Akhir Pekan Ini, Joko Pinurbo Jadi Bintang Tamu
Tak cuma olahan ikan dan daging, berbagai jenis buah dan sayur juga akan disediakan. Hidangan makanan itu disediakan untuk sekitar 15.000 sampai 20.000 jemaah yang akan hadir. “Ada pesta durian, buah-buahan jeruk, anggur, lengkap, dan sayur. Ada rayahan juga, uang digantung-gantung,” lanjutnya.
Gus Muwafiq menjelaskan bahwa panitia sengaja menyediakan hidangan terbaik dalam peringatan Maulid Nabi ini. Sebab, acara itu adalah untuk memperingati hari kelahiran manusia terbaik. “Karena untuk Rasul, manusia terbaik, maka kita cari semua yang terbaik, semampu kita,” ujarnya.
Pada zaman dulu, Rasulullah menurutnya menjalankan puasa pada hari kelahirannya. Karena itu, para sahabat kemudian menyiapkan buka puasa untuk Sang Nabi. Mereka membuat berbagai masakan yang berbeda-beda untuk kemudian dibawa ke Rasul.
Para sahabat kemudian ikut makan bersama Nabi setelah dibacakan doa.
“Makan bareng jadi daging, barokah. Dagingnya enggak dibakar api neraka. Maka doanya barik lana temannya waqina ‘adhabannar. Dijauhkan dari api neraka, setelah itu makan makanan barokah ini, ketika dibawa pulang namanya berkat,” jelasnya.
Dalam doa makan tersebut, barik lana berarti berkahilah kami. Inilah yang digarisbawahi oleh Gus Muwafiq, penggunaan kata ‘kami’, bukan ‘saya’. Meskipun seseorang makan sendiri, namun doanya tetap jamak, menggunakan ‘kami’.
“Makan harus berbanyak, karena makan itu urusan banyak orang, konsorsium pangan. Ketika makan, kita berhadapan atau melibatkan jutaan orang, maka ‘kami’, bukan ‘saya’,” kata dia.
Gus Muwafiq juga menjelaskan mengapa makanan bisa menjadi berkah dan menyimpan doa. Layaknya pita kaset yang bisa menyimpan suara, makanan juga bisa menyimpan berkah. Itu mengapa banyak santri yang berebut makanan sisa kiai. Hal itu bukan persoalan kultus, tapi soal berkah.
“Banyak orang enggak paham, hanya melihat dari kacamata feodalisme. Kita melihat dari kacamata doa,” paparnya.
BACA JUGA: Pembongkaran Pohon Hampir Rampung, Konstruksi Tol Jogja-YIA Dimulai November
Acara makan-makan bersama di puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Minggir, Sleman, akan dilaksanakan pada Minggu (15/10/2023) malam berbarengan sejumlah acara utama.
Di antaranya, pidato kebudayaan KH Ahmad Muwafiq, sholawatan yang akan dipimpin oleh ‘Mafia Solawat,’ dan penampilan Grup Rebana Al Banjari Kubah Ireng dari Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
Advertisement
Advertisement