Advertisement
Pengelolaan Pariwisata DIY Perlu Terintegrasi, Ini Alasannya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pengelolaan pariwisata DIY didorong agar lebih terintegrasi guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selama ini pengelolaan di DIY cenderung bersifat berlum terintegrasi.
Anggota DPD RI Cholid Mahmud mengatakan beberapa hal teknis yang dibahas antara lain menyangkut koordinasi antar stakeholder di sektor pariwisata masih belum diatur. Sehingga ad sejumlah masukan terutama di DIY sebenarnya potensinya sangat besar namun pihak yang terkait dengan pariwisata belum saling terintegrasi.
Advertisement
BACA JUGA : Menilik Between Two Gates di Kampung Alun-alun, Purbayan, Kotagede
“Misalnya Kabupaten Kota apa yang diurus, provinsi apa yang diurus kemudian swasta tanggungjawabnya apa itu belum terintegrasi, masing-masing jalan sendiri-sendiri. Padahal kalau diintegrasikan misalnya pemerintah pusat bertanggungjawab hal tertentu, provinsi kabupaten apa. Sekarang banyak desa wisata bisa dikembangkan, kalau dirumuskan dengan pola kerja samanya ini menjadi potensi besar,” katanya dalam Raker Pengawasan atas Pelaksanaan UU No.10/2009 tentang Kepariwisataan, Selasa (17/10/2023).
Ia menambahkan hal lain yang belum banyak diurus terkait infrastruktur pariwisata seperti akses menuju destinasi. Saat ini akses menuju destinasi masih perlu dikembangkan agar lebih mudah seperti di beberapa negara.
Di beberapa negara itu akses menuju destinasi lengkap pilihannya kalau mau ke lokasi tersebut sudah ada informasi transportasi hingga harga tiketnya, sampai jam berapa sehingga tripnya jelas. Berbeda dengan di Indonesia, misalnya di Jogja dari sini ke suatu destinasi lainnya transportasi cenderung susah kecuali harus dengan kendaraan pribadi.
“Ini karena tidak ada sistem terintegrasi yang memperkuatnya. Ini menjadi tantangan bersama, tadi disepakati untuk ke depan agar terus berdiskusi untuk saling berkolaborasi antarsektor,” ujarnya.
Hal lain yang menjadi sorotan di antaranya kualitas SDM yang melibatkan banyak orang namun belum banyak pelaku wisata yang tersertifikasi secara standar. Hal ini ke depan perlu didorong agar ada standarisasi terkait SDM pariwisata. “Menurut kami secara bertahap perlu dilakukan standarisasi SDM ini lebih serius, menurut pemaparan tadi memang pernah dilakukan standarisasi tetapi sebagai program proyek pemerintah saja,” ujarnya.
BACA JUGA : 9 Rute Trans Jogja Lewati Destinasi Wisata, Kampus dan Rumah Sakit
Wakil Kepala Bidang Organsiasi dan SDM ASITA DIY Banowo Setyo Samodra sepakat bahwa penanganan pariwisata DIY akan lebih baik jika saling terintegrasi. Ia meyakini jika konsep integrasi pengelolaan ini berjalan maka pengembangan pariwisata DIY akan lebih cepat karena penanganan menjadi lebih fokus.
“Dengan terintegrasi setiap daerah atau dinas itu tidak jalan sendiri-sendiri, mereka bisa saling melengkapi, kepentingan tidak berbeda-beda. Misalnya soal objek wisata, kalau jam bukanya ini diatur saling melengkapi maka setiap jam akan ada destinasi yang bisa dikunjungi, tidak buka bersamaan lalu tutup bersamaan pula,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Dirut Garuda Larang Karyawan Gunakan Jatah Tiket Gratis saat Libur Nataru
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Layanan Kedaruratan Jogja PCS 119 Yes Dapat Penghargaan
- Ade Armando Bicara Politik Dinasti, Wakil Ketua DPRD DIY: Memalukan
- Beredar Undangan Menggeruduk Kantor PSI DIY, Minta Tangkap Ade Armando
- Hingga Hari Ini Bawaslu DIY Temukan 5 Kampanye Terselubung Tanpa Pemberitahuan
- Cara Mudah Beli Tiket KA Bandara YIA Kulonprogo
Advertisement
Advertisement