Waspada! Larva Nyamuk Penyebab Malaria Ditemukan di Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul memiliki tugas berat untuk mempertahankan status bebas malaria. Hal ini tak lepas adanya hasil pemetaan daerah reseptif yang menemukan adanya larva nyamuk anopheles yang bisa membawa vektor penyebab penyakit malaria.
Survei dan pemetaan daerah reseptif malaria terlaksana pada 1-18 Oktober 2023 dengan melibatkan 30 puskesmas di Gunungkidul. Kegiatan terlaksana atas kerja sama Dinas Kesehatan DIY dengan Dinas Kesehatan Gunungkidul.
Advertisement
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sidiq Heru Sukoco mengatakan, hasil serro survei vektor daerah reseptif malaria sudah keluar. Adapun hasilnya ada temuan larva anopheles yang berpotensi menyebarkan penyakit malaria.
BACA JUGA : Waspada! Cuaca Panas Waktu Favorit Nyamuk Malaria Berkembang Biak
“Benar sesuai dengan hasil pemeriksaan dari Dinas Kesehatan DIY,” kata Sidiq saat dihubungi wartawan, Minggu (29/10/2023).
Dia menjelaskan, pemetaan daerah reseptif merupakan langkah pencegahan sejak dini. Adanya temuan ini maka kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit malaria harus terus ditingkatkan.
Meski demikian, untuk langkah-langkah pencegahan secara efektif dan efisien akan dikoordinasikan lebih lanjut. “Besok hasil survei akan kami laporkan ke Kepala Dinas Kesehatan. Yang jelas, kami komitmen untuk mencegah dan mengendalikan potensi penyebaran penyakit,” katanya.
Kepala Dinkes Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, wilayah Gunungkidul sudah bebas malaria sejak 2014 lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya sertifikat eliminasi malaria dan Kementerian Kesehatan.
Meski demikian, ia tidak menampik sebagai daerah bebas, namun tetap ada potensi munculnya kasus baru lagi sehingga diperlukan langkah-langkah guna mempertahakan status eliminasi malaria. “Jangan sampai muncul kasus malaria indigenous,” katanya.
Menurut dia, upaya pencegaahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya dengan upaya kewaspadaan dini dengan melakukan kegiatan pemantauan vektor dengan pemetaan daerah reseptif malaria.
“Meski sudah bebas, tapi tetap ada langkah-langkah agar kasus malaria tidak muncul kembali,” katanya.
Entomolog Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, Rega Darmawan sudah melakukan pemetaan daerah reseptif malaria di Gunungkidul. Kegiatan dilakukan dengan pencidukan identifikasi larva nyamuk anopheles di 100 titik lokasi terpilih dengan pendokumentasian titik koordinat lokasi.
Menurut dia, tempat survei larva nyamuk anopheles meliputi lokasi perairan yang jernih di alam terbuka. Lokasi ini meliputi saluran irigasi, embung, cekungan sungai, kolam, sawah, telaga, laguna Pantai dan lain sebagainya.
BACA JUGA : 12 Hal Tentang Penyakit Malaria yang Harus Diketahui
“Ada temuan larva anopheles di Gunungkidul seperti beberapa kapanewon seperti Playen, Karangmojo, Gedangsari yang dilakukan pemantau secara rutin,” katanya
Menurut dia, langkah termudah dan cara penanggulangan paling awal dengan cara pembersihan atau pengeringan. Namun apabila lokasi temuan luas, dapa dilakukan dengan penaburan benih ikan di lokasi-lokasi yang terdeteksi larva anpoheles.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Minggu 24 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Minggu 24 November 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Minggu 24 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Minggu 24 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal SIM Keliling Sleman Pekan Terakhir Bulan November 2024
Advertisement
Advertisement