Advertisement
Nyamuk Wolbachia Jadi Polemik, Dinkes: Belum Ada Rencana Penyebaran di Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul memastikan hingga sekarang belum ada rencana penebaran nyamuk Wolbachia untuk penanggulanan penyakit DBD. Teknik pencegahan ini menjadi sorotan setelah adanya pembatalan penyebaran di Pulau Bali.
Adapun tren kasus penyebaran DBD di Gunungkidul di 2023 cenderung menurun dibandingkan penyebaran di tahun-tahun sebelumnya. Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, sejak beberapa tahun lalu ada cara baru untuk pencegahan penyakit DBD.
Advertisement
Langkahnya dengan menyebarkan nyamuk wolbachia untuk melumpuhkan virus dengue yang menyebabkan DBD. Teknik ini sudah diterapkan di beberapa daerah di DIY seperti Bantul dan Sleman. Meski demikian, ia memastikan di Gunungkidul belum ada rencana penyebaran benih nyamuk jenis ini.
BACA JUGA: Dinkes Sleman Waspadai Peningkatan Kasus DBD di Awal Musim Penghujan
“Belum ada rencana penyebaran nyamuk Wolbachia di Gunungkidul,” kata Dewi, Kamis (16/11/2023).
Meski demikian, ia memastikan untuk upaya pencegahan akan terus dilakukan. Dia tidak menampik Masyarakat sudah paham dan familiar dengan penanggulangan seperti menguras bak air secara berkala, mengubur barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang nyamuk atau menutup bak tempat air.
Penyebaran DBD erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Oleh karenanya, masyarakat diminta terus menjaga pola hidup bersih sehat dan rajin berolahraga.
“Dengan daya tahan tubuh tetap kuat, maka potensi terserang penyakit juga semakin kecil,” katanya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Yuyun Ika Pratiwi mengatakan, tren penyebaran DBD di tahun ini cenderung menurun. Hal tersebut terlihat dari data penyebaran kasus.
Hingga akhir Oktober 2023, warga terjangkit ada 140 kasus dengan korban meninggal dunia satu orang. Jumlah ini lebih sedikit ketimbang kejadian di 2022 yang mencapai 449 kasus dengan korban meninggal tiga orang.
Meski demikian, ia mengakui potensi peningkatan kasus sangat mungki terjadi saat musim hujan. Oleh karenanya, Masyarakat diminta tetap mewaspadai penyebaran penyakit ini dengan melakukan berbagai pencegahan.
“Pencegahan sangat butuh partisipasi dari Masyarakat agar hasilnya bisa lebih dioptimalkan,” katanya.
Yuyun menambahkan, secara teori nyamuk akan berkembang biak secara pesat di musim hujan karena medianya lebih banyak tersedia ketimbang saat kemarau. “Jadi sangat mungkin ada potensi peningkatan kasus karena memang penyebaran DBD termasuk penyakit musiman, khususnya banyak menjangkit saat musim penghujan,” katanya.
Berikut Tren Penyebaran DBD di Gunungkidul
Tahun Kasus
2019 576
2020 957
2021 189
2022 449
2023* 140
*) sampai 30 Oktober 2023
Sumber: Dinas Kesehatan Gunungkidul
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gunung Lowotobi Laki-laki Erupsi Dua Kali, Warga Diminta Waspada Lahar Hujan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harianjogja.com Kamis 9 Mei 2024: Masalah Sampah, Keracunan Massal, hingga Indonesia Vs Guinea
- Peringati Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah se Dunia, Ini yang Dilakukan PMI DIY
- Muncul Wacana Kontrak Politik Balon Wali Kota Jogja Tangani Sampah 1 Tahun, Jika Tak Mampu Minta Maaf
- Jelang Hari Raya Iduladha, Dosen Peternakan UGM Bagikan Cara Simpan Daging Kurban
- Alat Deteksi Malnutrisi Karya Guru Besar UGM Bisa Digunakan Kurang dari Lima Menit
Advertisement
Advertisement