Advertisement
Bantul Gulirkan Gemarikan untuk Tekan Stunting

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Penurunan angka prevalensi stunting di Kabupaten Bantul tahun 2022 cukup tinggi. Pemkab terus menggencarkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Bantul.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting Kabupaten Bantul tahun 2021 mencapai 19,1 persen. Kemudian tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 14,9 persen. Sementara Pemkab Bantul menargetkan angka prevalensi stunting tahun 2024 mencapai 13 persen.
Advertisement
Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Bantul, Emi Masruroh menyampaikan gerakan tersebut berupaya mengajak masyarakat untuk terbiasa mengkonsumsi ikan. Menurutnya, dengan mengkonsumsi ikan yang memiliki banyak kandungan protein dapat menurunkan angka stunting pada anak di Kabupaten Bantul.
BACA JUGA : Seyegan dan Pakem Jadi Kapanewon dengan Angka Stunting Tertinggi di Sleman
“Kita harus makan ikan, karena ikan salah satu komoditas yang sangat bagus untuk pertumbuhan sel tubuh. Bagi anak [mengkonsumsi ikan] dapat mendukung pertumbuhan otaknya, sehingga bisa mengurangi angka stunting di Kabupaten Bantul,” ujarnya saat ditemui di Pendopo Manggala Parasamya II Kompleks Pemkab Bantul II, Rabu (22/11/2023) lalu.
Ketua Pokja Ibu PAUD Kabupaten Bantul, Dwi Pudyaningsih menyampaikan Pemkab Bantul berupaya menurunkan angka stunting dengan berbagai program mulai pendampingan mulai dari remaja perempuan, calon pengantin (Catin), ibu hamil, hingga pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Dia menyampaikan bagi remaja perempuan diberikan Tablet Tambah Darah (TTD), pengukuran hemoglobin sebagai upaya untuk mencegah anemia. Kemudian bagi ibu hamil juga diberikan TTD dan upaya pengukuran kebutuhan gizi juga dilakukan.
“Penanganan stunting terus dilakukan Pemkab Bantul. Berbagai pendekatan dilakukan terhadap ibu yang terindikasi Kekurangan Energi Kronis [KEK] dan anak stunting melalui kader Posyandu dan Dinas Kesehatan [Dinkes]. Pemantauan kesehatan dan gizi juga dilakukan untuk menurunkan angka stunting,” ujarnya.
Menurut dia, ibu dengan bayi yang terindikasi sunting akan diberikan pendampingan terkait dengan pola makan dan pola asuh pada 1000 HPK. Dalam masa itu akan dilakukan pemantauan kebutuhan nutrisi bagi anak dan anak akan diberikan tambahan asupan nutrisi melalui program Pemberian Makanan Tambahan [PMT].
Menurut dia, diperlukan kerjasama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Bantul.
“Ini harus lintas Organisasi Perangkat Daerah [OPD]. Ini bersama-sama untuk meminimalkan angka stunting di Kabupaten, khususnya di pencegahan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polri Klaim Selesaikan 3.326 Kasus Premanisme dalam Operasi Serentak
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Jalan Tegalsari-Klepu Kokap Penghubung YIA-Borobudur Hanya Diperbaiki 4 Kilometer, Ini Alasannya
- Pendaftar Sekolah Rakyat Sonosewu dan Purwomartani Tembus 700 Orang, Dinsos Gelar Verifikasi Lapangan
- Cak Imin Resmikan SPPG BUMDes Tridadi Sleman
- Warga Kasihan Jadi Korban Penipuan Modus Balik Nama Sertifikat
- Viral Video Kritik Layanan Uji Kir Bantul, Dishub Bantah dan Ungkap Fakta Lapangan
Advertisement