Advertisement

Ini Cara Pemkot Jogja Turunkan Prevalensi Stunting, Tahun Ini Targetkan di Bawah 12 Persen

Alfi Annisa Karin
Jum'at, 18 April 2025 - 13:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Ini Cara Pemkot Jogja Turunkan Prevalensi Stunting, Tahun Ini Targetkan di Bawah 12 Persen Ilustrasi anak/anak mengukur tinggi badan. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Jogja mencatat terjadinya kenaikan prevalensi stunting.

Kepala DP3AP2KB Kota Jogja Retnaningtyas menuturkan prevalensi stunting di Kota Jogja pada Juni 2024 lalu mencapai 10,07 persen. Sementara, angka ini meningkat menjadi 12,13% pada Februari 2025. “Target prevalensi stunting pada 2025 di bawah 12 persen,” ujar Eno, sapaannya, pada gelaran FGD penurunan stunting beberapa waktu lalu.

Advertisement

BACA JUGA: Alfamart Sahabat Posyandu Digelar di Goa Selarong untuk Menurunkan Angka Stunting

Meski demikian, Eno mengatakan sudah ada 8 kemantren di Kota Jogja yang mencapai prevalensi kurang dari 12%. Di antaranya adalah Kemantren Mantrijeron, Umbulharjo, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Wirobrajan, Jetis, dan Tegalrejo. Sementara, prevalensi stunting pada 6 kemantren lainnya masih di atas 12%.

Eno menyebut sejumlah strategi ditempuh untuk menurunkan angka prevalensi stunting. Salah satunya adalah inisiasi pembentukan kelompok Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Di sisi lain pihaknya juga menggencarkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

“Kami juga ada program pelayanan bimbingan perkawinan, ibu hamil, ibu pasca persalinan, baduta, serta baduta lanjutan," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja Emma Rahmi Aryani menuturkan pihaknya siap bersinergi dengan DP3AP2KB untuk menurunkan angka stunting. Menurutnya, diperlukan peran tim percepatan penanganan stunting (TPPS) agar upaya penurunan stunting bisa terkoordinasi dengan baik.

Di samping itu, Pemkot Jogja juga akan menggerakkan prorgam One Village One University atau Satu Kampung didampingi Satu Universitas. Pendampingan dari perguruan tinggi ini bisa melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema yang menyesuaikan karakter di masing-masing kampung.

Menurutnya sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dapat mempercepat pembangunan SDM di Kota Jogja. “Diharapkan dengan peran maksimal TPPS mampu menurunkan prevalensi stunting di wilayah Kota Jogja hingga di bawah 12 persen pada akhir 2025,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ketua DPR RI Puan Maharani Desak Israel Hentikan Serangan Terhadap Palestina

News
| Sabtu, 19 April 2025, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Hidup dalam Dunia Kartun Ala Ibarbo Fun Town

Wisata
| Sabtu, 12 April 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement