Advertisement
Pelajar Asal Australia Belajar Tari dan Karawitan di Ndalem Pujokusuman Jogja, Begini Keseruannya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 20 pelajar asal negara Australia mendatangi Sanggar Tari Yayasan Pamulang Beksa Sasmita Mardawa (YPBSM) di Ndalem Pujokusuman, Keparakan, Mergangsan, Kota Jogja, belum lama ini.
Peserta yang terdiri dari 9 pelajar putri dan 11 pelajar putra ini bersama-sama menimba ilmu terkait karawitan dan tari-tari tradisional. Salah satu Pelatih Tari YPBS, Heni Pujiastuti menuturkan aktivitas peserta dibagi menjadi dua sesi.
Advertisement
"Pertama, peserta diajak untuk menarikan berbagai macam gerakan dasar tari tradisional. Lalu, dilanjutkan dengan materi terkait karawitan. Para peserta diajak untuk menabuh berbagai macam gamelan," ujar Heni melalui pesan singkat, Senin (27/11).
Menurut Heni, para peserta dari negeri Kanguru itu sangat antusias. Aktivitas ini menjadi hal yang baru bagi mereka. Meski tari yang digerakkan masih belum luwes, tapi mereka merasa tertarik untuk belajar lebih banyak gerakan tari lagi. Dia menuturkan, hampir tak ada kendala selama proses pembelajaran. Hanya saja dia sedikit kesulitan dalam menyampaikan ragam tari lantaran menggunakan bahasa Jawa.
"Sama kadang-kadang menjelaskan, men-translate ke bahasa Inggris agak susah karena istilah-istilahnya dari bahasa Jawa," ujar Heni.
BACA JUGA: Seru! Mahasiswa Jepang Ikut Menari Jatilan bersama Warga di Kulonprogo
Heni menyebut, aktivitas transfer ilmu kepada pelajar asing bukanlah kali pertama dilakukan. Belum lama ini, workshop soal karawitan dan tari tradisional juga diberikan kepada pelajar asal Jepang dan Belanda. Pihaknya juga bekerja sama dengan para agen perjalanan. Ini untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang ingin mempelajari seni dan budaya asli Indonesia secara langsung.
"Kalau kerja sama dengan travel agen, biasanya begitu," imbuhnya.
Heni menambahkan, YPBSM tak hanya memberikan workshop bagi pelajar asing. Setiap sore, dia bersama pengajar tari lainnya turut memberikan pelajaran tari. Diikuti mulai pelajar SD hingga perguruan tinggi, bahkan umum. Tari tradisional yang diajarkan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Mulai dari tarian dasar untuk pemula hingga tarian yang lebih sulit dan biasanya ditampilkan pada gelaran berbagai pentas.
Latihan rutin dilaksanakan di Ndalem Pujokusuman yang juga menjadi salah satu bangunan cagar budaya di DIY. Ini sekaligus menjadi upaya untuk terus melestarikan kesenian tari tradisional asli DIY kepada generasi muda.
"Jika tak dilestarikan sejak dini tarian tradisional terancam punah. Apalagi, di era modern seperti saat ini gencar akan tren tarian-tarian asal negara lain," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemenhub Siapkan Mitigasi untuk Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Natal dan Tahun Baru
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul Terbitkan Edaran Tarif Parkir dan Harga Wajar untuk Wisatawan di Libur Natal & Tahun Baru
- Destinasi Jip Wisata Merapi Targetkan 15 Ribu Wisatawan Sehari di Libur Natal & Tahun Baru
- Kunjungi Harian Jogja, Mahasiswa UAD Belajar Cara Mengelola Media Massa
- Indeks Pembangunan Manusia 2024 Kota Jogja dan Sleman Tertinggi Nasional, Ini Datanya
- Sapi Limosin Senilai Rp28 Juta Milik Warga Temon Hilang Dicuri, Begini Kronologinya
Advertisement
Advertisement