Advertisement
Waspada Penyebaran Virus JE! Dinkes Sleman Temukan 11 Suspek JE
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman terus mewaspadai penularan virus Japanese Encephalitis (JE) di Bumi Sembada. Sejauh ini Dinkes melakukan upaya pengendalian vektor baik secara kimiawi maupun non kimiawi.
Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama mengatakan, pada 2023 ada 11 suspek JE di Sleman. Dari hasil observasi dan pemeriksaan lanjutan didapatkan hasil negatif.
Advertisement
"Jadi belum ada penderita JE di Sleman. Kami sendiri melakukan intevensi untuk mencegah dan pengendalian JE," katanya, Senin (11/12/2023).
BACA JUGA : Seorang Anak di Kulonprogo Meninggal Akibat Virus Peradangan Otak, Empat Lainnya Suspek
Adapun upaya pencegahan dan pengendalian yang dilakukan Dinkes Sleman adalah pengendalian vektor baik secara kimiawi maupun non kimiawi. Selain itu menjaga kebersihan lingkungan permukiman dan peternakan bebas dari habitat perkembangbiakan nyamuk penular JE.
"Lalu penguatan surveilans, dan imunisasi JE pada manusia di samping vaksinasi hewan (babi, kuda dan unggas). Dan, Imunisasi merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah JE pada manusia," lanjut Cahya.
Menurut Cahya, sampai saat ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan penyakit JE. Penderita JE hanya dapat mengurangi gejala untuk mencegah perburukan kasus. Oleh karena itu, upaya pencegahan sangat penting.
"Dan, JE dapat dicegah dengan pemberian imunisasi dan menghindari gigitan nyamuk yang merupakan vektor penular JE," jelasnya.
Penyakit JE bersumber dari binatang (zoonosis) dan disebar lewat hewan perantara, di antaranya nyamuk yang biasa ditemukan di sekitar rumah, persawahan, kolam atau selokan. Reservoar virus adalah sapi, kerbau, kera hingga beberapa spesies burung.
Sebagaimana diketahui, penyakit JE disebabkan virus JE. Penyakit ini biasanya ditemukan pada anak di bawah 15 tahun.
Penyakit JE mudah dicegah dengan cara menerapkan polanperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku bersih dan sehat menghindarkan orang dari penyakit.
Mereka yang terinfeksi akan mengalami sejumlah gejala, seperti gejala demam tinggi di hari-hari awal hingga kejang ketika tidak segera ditangani. Penyakit itu dinilai sangat berbahaya karena daya rusak pada otak. Penanganan terlambat bisa mengakibatkan kematian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Selain Siswa, Seorang Guru SMK Lingga Kencana Depok dan Pengendara Motor Ikut Tewas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Terlibat Keributan dengan Wisatawan Jogja, Debt Collector Akhirnya Minta Maaf
- Pembongkaran Pembatas Jalan Sepanjang Ringroad Jogja: Rencana Uji Coba Mulai Monjali hingga Condongcatur
- Wakil Ketua Kadin DIY Mendaftar Balon Wali Kota Jogja Lewat PDIP
- Wisatawan Kota Jogja Diminta Gunakan Kantong Parkir Resmi, Ini Tarifnya
- 35 Calon Pedagang Kripto di Indonesia Jalani Proses Pengesahan di Bapebti
Advertisement
Advertisement