Pengembangan Kebudayaan Harus Berhilir ke Kesejahteraan Masyarakat
Advertisement
GUNUNGKIDUL—Disbud Gunungkidul menggelar talk show dengan judul Pengembangan Kebudayaan di Gunungkidul di Taman Budaya Gunungkidul, Selasa (19/12/2023).
Kepala Disbud Gunungkidul, Chairul Agus Mantara mengatakan pengembangan kebudayaan di Bumi Handayani harus diarahkan pada kesejahteraan masyarakat.
Advertisement
Mantara menambahkan hilir dari Gambyongan adalah industri kebudayaan. Kata dia, potensi kebudayaan seharusnya dapat bermanfaat secara lebih untuk penguatan ekonomi masyarakat.
Dia menerangkan Disbud Gunungkidul banyak mengangkat potensi kebudayaan dalam pagelaran acara rutin.
Sebagai contoh jajarannya menggelar warisan budaya tidak benda seperti kuliner dan pertunjukan seperti Kethek Ogleng, Wayang Beber, Rinding Gumbeng, dan Tayub.
Selain itu, Gunungkidul juga memiliki produk kebudayaan unggulan yang telah dikreasikan seperti Musik Suara Swarga. Musik ini merupakan kolaborasi alat musik tradisional dan modern.
Lebih jauh, Mantara menambahkan anak muda Gunungkidul sangat antusias dalam mengembangkan kebudayaan sekitar, misalnya Festival Film Gunungkidul. Rumah produksi film di Bumi Handayani banyak terlibat dengan film yang bagus.
Meski begitu, dia tidak menampik masih ada bentuk kebudayaan seperti upacara adat rasul dan sadranan yang masih sangat asli dan sama sekali belum tersentuh kepentingan industri. Maksud dia, belum ada upaya memanfaatkannya sebagai sumber pendongkrak ekonomi.
“Masyarakat kami masih belum meng-entertain dari kegiatan kebudayaan itu. Masih utuh dan tertata dengan narasi yang sangat orisinil. Kalau sudah pakai entertain kan jadi cara menata panggung dan desain upacara adat juga terjadwal maka ada nilai ekonomi yang lebih,” katanya.
Dia juga menegaskan kembali bahwa kebudayaan perlu dilestarikan melalui regulasi, lalu dikembangkan, dan dimanfaatkan. Stabilitas pelestarian ini perlu dijaga melalui kerja sama kolektif termasuk Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka.
“Pramuka salah satu indikator pendidikan yang sangat jelas. Pramuka itu ada tanda kecakapan khusus seperti bisa nembang. Jadi per item kecakapannya,” ucapnya.
Di lain pihak, GKR Mangkubumi yang merupakan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, DIY mengatakan gerakan pramuka tidak boleh lepas dari budaya. Menurut dia, pembentukan karakter seseorang tidak mungkin melepaskan dari sisi kesejarahan suatu daerah.
“Kewajiban kita adalah melestarikan sejarah, asal-usul, dan keberlangsungan ke depan. Harus beriringan. Generasi sekarang kan banyak lupa tentang sejarah dan budaya, maka gerakan pramuka perlu selalu mengingatkan kepada mereka,” kata GKR Mangkubumi.
BACA JUGA: Taman Budaya Gunungkidul Disewakan Tahun Depan, Segini Besaran Tarifnya
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan pelestarian budaya di Gunungkidul semakin mudah karena ada Taman Budaya Gunungkidul.
Sunaryana menambahkan hiburan tingkat nasional dan internasional akan dihadirkan melalui TBG.
Hal tersebut utamanya untuk menguatkan branding pariwisata Gunungkidul. Dukungannya tentu ada dari berbagai kelompok seni dan budaya di Gunungkidul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tabrakan dengan Truk Boks di Jalan Tempel-Turi, Pengendara Motor Meninggal di Lokasi Kejadian
- KAI Amankan 7.200 Barang Milik Penumpang, Total Senilai Rp11,4 Miliar
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
- Puluhan Pengumpul Sampah Datangi Rumah Cabup Sleman Harda Kiswaya, Sampaikan Keluhan dan Harapan
Advertisement
Advertisement