Pemda DIY Ingatkan Soal Investasi Raffi Ahmad di Gunungkidul, Harus Perhatikan Lingkungan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY mewanti-wanti investor yang masuk ke wilayahnya harus paham terkait dengan upaya pelestarian lingkungan dan menjaga keseimbangan alam di tempatnya berinvestasi. Hal ini menanggapi rencana Raffi Ahmad yang akan membangun beach club di pantai Krakal, Desa Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul.
Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan, sektor perekonomian memang membutuhkan stimulus untuk menggerakkan roda pertumbuhan di wilayah. "Kalau perekonomian tumbuhnya cepat, tentu butuh investasi yang lebih tinggi, lebih besar. Cuma investasi yang kita desain itu investasi yang tidak polutan, karena di sekitar kita banyak situs, cagar budaya, candi dan sebagainya," ungkap Beny Jumat (22/12/2023).
Advertisement
Dia menyebut, investor yang masuk ke wilayah setempat harus berkomitmen memberdayakan masyarakat DIY termasuk menyerap tenaga kerja lokal khususnya masyarakat sekitar. Beny mengaku belum mendapatkan informasi detail terkait dengan rencana Raffi Ahmad yang akan mengembangkan villa dan restoran di kawasan pantai selatan DIY itu.
"Saya kira ini investasi yang baik, tapi saya juga tidak tergambar secara jelas karena memang boleh investasi langsung ke kabupaten dan secara regulasi juga dimungkinkan dan diperbolehkan," ujarnya.
Beny mengakui bahwa kawasan selatan memang butuh kehadiran investor agar perekonomian di daerah itu semakin bangkit. "Di kawasan selatan kan memang butuh tumbuh, butuh banyak investasi mungkin salah satunya hadirnya investor dari luar daerah. Cuma seperti yang saya sudah sampaikan, perlu dijaga keseimbangan lingkungan baik alam dan masyarakat sekitar," pungkasnya.
BACA JUGA: Raffi Ahmad Bangun Beach Club di Pantai Krakal Gunungkidul, Diklaim Terbesar di Indonesia
Sementara Kepala Divisi Kampanye dan Data Informasi Walhi Jogja Elki Setiyo Hadi menyatakan, pembangunan beach club oleh Raffi Ahmad dengan luas 10 hektar tersebut dibangun di atas wilayah Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunungsewu bagian timur. Dalam Permen No. 17/2012, Kawasan Bentang Alam Karst merupakan kawasan lindung geologi sebagai bagian kawasan lindung nasional.
"Artinya, pemanfaatannya tidak boleh berpotensi merusak kawasan bentang alam karst," katanya.
Menurutnya, sebagai wilayah KBAK Gunungsewu, Desa Kemadang kapanewon Tanjungsari masuk dalam zona perlindungan air tanah. Kawasan pantai Krakal mempunyai sungai bawah tanah dan mata air bawah tanah yang juga merupakan cadangan air bagi warga di sekitarnya. Meskipun mempunyai sungai bawah tanah, kapanewon Tanjungsari merupakan wilayah yang rawan kekeringan.
"Pembangunan resort yang mulai dibangun pada tahun 2024 dan akan selesai pada tahun 2025 semakin memperparah kekeringan di kapanewon Tanjungsari," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Trans Jogja ke Sejumlah Mall dan Kampus di Jogja
- Jadwal SIM Keliling Bantul Kamis 21 November 2024: Di Polsek Srandakan
- Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Jogja, Sleman, Bantul dan Gunungkidul, Kamis 21 November 2024, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Kamis 21 November 2024
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 21 November 2024, Mary Jane hingga Jogja Planning Gallery
Advertisement
Advertisement