Advertisement

Keluarga Besar Tamansiswa Gelar Sarasehan di UST Yogyakarta

Ujang Hasanudin
Jum'at, 22 Desember 2023 - 19:17 WIB
Ujang Hasanudin
Keluarga Besar Tamansiswa Gelar Sarasehan di UST Yogyakarta Ketua Panitia Sarasehan PKBTS, Ki Rahmat Jatmiko (kiri) dan Sekretaris PP PKBTS Nyi Nurani Widyastuti (kanan) saat berkunjung ke Harian Jogja, Jumat (22/12/2023). - Harian Jogja / Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBTS) yang dulunya bernama Persatuaan Bekas Murid Tamansiswa (PBMTS) akan menyelenggarakan sarasehan di Gedung Pusat Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Sabtu (23/12/2023) besok, sekitar pukul 08.00-12.00 WIB.

Sarasehan ini untuk melengkapi buku Sejarah PKBTS sekaligus menguhkan kembali berdirinya PKBTS dan perannya dalam sejarah perjuangan Tamansiswa dan kemerdekaan bangsa. “Penyusunan buku PKBTS sebenarnya sudah sampai 80 persen. Dengan adanya sarasehan ini nanti bisa melengkapi isi buku sejarah dan peran PKBTS,” kata Ketua Panitia Sarasehan PKBTS, Ki Rahmat Jatmiko saat audiensi dengan Harian Jogja, Jumat (22/12/2023).

Advertisement

Sebagaimana diketahui Tamansiswa merupakan organisasi pendidikan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada 1922 lalu. Sejak berdirinya sampai saat ini Tamansiswa telah berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan dan menjadi pelopor pendidikan di Indonesia.

Kelahiran dan kebangkitan Tamansiswa, sebagai gerakan kebangsaan ditandai dengan perjuangan melawan sistem pendidikan kolonialisme Belanda yang intelektualistik dan rasioalistik, menghalangi dengan memberlakukan Ordinansi Sekolah Liar Tahun 1932. Hal tersebut sebagai titik awal perjuangan para tokoh pergerakan rakyat, para murid Tamansiswa dan pamong Tamansiswa dipimpin RM Suwardi Suryaningrat yang kemudian berganti nama Ki Hadjar Dewantara melawan dan tanpa kekerasan dan berhasil dicabutnya Ordinansi Sekolah Liar Tahun 1932.

Perjuangan Ki Hadjar Dewantara tersebut berhasil di antaranya karena didukung oleh para murid-murid sebagai pamong pejuang Tamansiswa yang bergerak ke berbagai daerah di Indoensia. Para murid pertama Ki Hadjar Dewantara berguru di Mulo Kweekschool Tamansiswa atau Taman Goegor pada Tahun 1928/1929 di Mataram, sekarang dikenal Kota Jogja.

Ki Rahmat mengatakan besarnya peran para murid Ki Hajar Dewantara, dipandang penting mengungkap riwayat perjuangan para murid Pertama Ki Hadjar dari mulai PBMTS hingga PKBTS

“Pengalaman para murid Ki Hadjar Dewantara dan pecinta Tamansiswa perlu dihimpun dalam sejarah PKBTS untuk mengetahui perjuangan, sepak terjang organisasi PKBTS, mulai dari mengapa perlu ada PKBTS, perjuangan, peran dan prestasi apa saja yang telah dicapai dalam ikut serta membesarkan dan menjadi pagar hidup yang dinamis bagi Persatuan Tamansiswa yang telah mencapai Seabad,” paparnya.

BACA JUGA: Tamansiswa Jetis Gelar Workshop Penguat Konsep Ki Hadjar Dewantara

Ia tidak memungkiri bahwa lembaga pendidikan dibawah naungan Tamansiswa saat ini pamornya mulai meredup. Dari seribuan lembaga pendidikan di tanah air, yang tersisa saat ini hanya sekitar 150an yang terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, SMK, hingga perguruan tinggi. Karena itu, menurutnya, Tamansiswa melalui PKBTS perlu melakukan upaya-upaya mengembalikan lembaga pendidikan Tamansiswa yang unggul. 

“Dari masukan sesepuh, pembina dan pemerhati Tamansiswa menginginkan adanya kerjasama yang baik antara Majelis Luhur Tamansiswa dengan sayap PKBTS  dan Wanita Tamansiswa bersinergi membangun, mengembangkan perguruan Tamansiswa menjadi unggulan di tahun yang akan datang,” ungkapnya.

Sekretaris PP PKBTS, Nyi Nurani Widyastuti menambahkan dalam sarasehan nanti akan menghadirkan Idham Samawi  sebagai nggota DPR RI  dan ketua Dewan Pembina PP PKBTS; Pardimin sebagai waketum MLPTS dan Rektor UST; Prijo Mustiko sebagai ketua Dewan Pengawas PP PKBTS dan mantan ketua umum PBMTS/PKBTS); serta Hajar Pamadhi sebagai dosen UNY dan anggota Dewan Pembina PP PKBTS.

Rencananya Mantan Rektor UNY Sutrisno Wibowo dan juga perwakilan dari Disdikpora DIY akan hadir dalam kesempatan tersebut. Sarasehan akan digelar secara offline dan online. Untuk offline sudah akan diikuti 150 orang yang terdiri dari para tokoh dan masyarakat.

“Sedangkan online peserta bebas dari lingkungan perguruan Tamansiswa, sekolah dan perguruan tinggi Tamansiswa, alumni Tamansiswa, dan pecinta Tamansiswa, anggota PP, PD, PC PKBTS, Majelis Luhur Tamansiswa dan cabang-cabang Tamansiswa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kecaman Dunia terhadap Israel Terus Menggema di Forum PBB

News
| Minggu, 06 Oktober 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Jogja lewat Diorama

Wisata
| Rabu, 02 Oktober 2024, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement