Advertisement

UIN Jogja Ikut Bergerak, Ingatkan Aparatur Negara Jangan Terlena dengan Jabatan

David Kurniawan
Senin, 05 Februari 2024 - 12:07 WIB
Sunartono
UIN Jogja Ikut Bergerak, Ingatkan Aparatur Negara Jangan Terlena dengan Jabatan Proses pembacaan seruan moral Kalijaga di Laboratorium Agama UIN Sunan Kalijaga. Senin (5/2/2024). - Harian Jogja/David Kurniawan.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Civitas Akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga ikut bergerak menggelar aksi Seruan Moral Kalijaga yang berlangsung di di halaman Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga, Senin (5/2/2024). Aksi ini sebagai pengingat agar pemerintah dan elite politik tidak terlena dengan jabatan dan hal yang bersifat keduniawian.

Aja Ketunggul Marang Kalungguhan, Kadonyan kan Kemareman [Jangan terlenda dengan jabatan dan hal-hal bersifat keduniawian,” kata koordinator aksi Seruan Moral Kalijaga, Achmad Uzair.

Advertisement

Menurut dia, aksi sebagai upaya menyegarkan ingatan karena adanya krisis kebangsaan. Hal ini terlihat adanya persoalan kenegaraan, ditandani dengan adanya upaya-upaya mereduksi demokrasi sebatas legal formal semata.

BACA JUGA : Muncul Gelombang Kritik Kampus di Jogja ke Jokowi, Sultan: Enggak Apa-apa, Itu Demokrasi

Keberadaan demokrasi yang seperti ini dinilai sangat membayakan karena membuat bangsa tidak berkembang. “Kami ingin menyuarakan kebenaran. Meski sebatas membunyikan klakson agar semua penumpang dan sopir sama berhati-hati agar merayakan demokrasi bisa selamat sampai tujuan dan demokrasi berjalan sesuai dengan harapan,” katanya.

Disinggung mengenai adanya kegiatan partisan dan memojokkan salah satu pasangan calon, Achmad menggagap tuduhan tersebut tak berdasar. Menurut dia, sebagai bagian dari kelompok intelektual dan ilmuwan, sudah seharusnya menyerukan kebenaran.

“Tugas kami mencari dan menegakkan kebenaran. Ilmuwan tidak boleh terlalu dekat dengan penguasa, maka kami mengingatkan. Sebab, kalau sampai terlalu dekat maka akan mengulang kegagalan Sejarah,” katanya.

Dia menjelaskan, turunnya nilai-nilai demokrasi dapat dilihat dari kondisi situasi sosial-politik Indonesia akhir-akhir ini. Jelang Pemilu 2024, terdapat banyak perilaku yang menunjukkan sikap bertentangan dengan cita-cita ideal demokrasi, nilai-nilai luhur Pancasila, dan norma agama. “Ironisnya itu dilakukan oleh aparatur negara,” katanya.

Achmad mengungkapkan, aparatur negara seharusnya bersikap netral untuk memastikan Pemilu berjalan secara jujur dan adil, justru menunjukkan kecenderungan penggunaan instrumen kekuasaan demi kepentingan politik sesaat, kawan dekat, dan kekerabatan.

“Mengamati fenomena mutakhir, justru adanya degradasi sebagai ruang transaksional yang intimidatif. Kecenderungan ini bukan saja mereduksi insitusi demokrasi sebatas legal-prosedural tanpa substansi, tetapi juga berpotensi melemahkan kepercayaan masyarakat pada negara dan membahayakan integrasi sosial,” katanya. 

BACA JUGA : Ada 14 TPS Khusus di Jogja, Lokasinya di Kampus, Pesantren, dan lapas

Berikut Seruan Moral Kalijaga

  1. Mengingatkan semua pihak untuk bersama-sama menguatkan pakta integritas, menjunjung tinggi spirit konstitusi dan praktik politik yang menguatkan nilai-nilai demokrasi, menjaga kepercayaan publik pada lembaga negara, sistem politik dan menghindari penyalahgunaan kekuasaan.
  2. Mendesak Presiden RI sebagai kepala negara untuk menjadi teladan etik bagi semua aparat di bawahnya dalam menjaga netralitas dan menjamin proses politik yang sedang berlangsung secara demokratis, tanpa kekerasan (kekerasan fisik maupun psikis), mewujudkan pemilu yang luber (langsung, umum, bebas, rahasia), jujur, dan adil.
  3. Mendukung lembaga-lembaga penyelenggara Pemilu untuk bekerja secara profesional dan imparsial, demi menjaga kepercayaan publik pada institusi demokrasi.
  4. Menyerukan kepada para kontestan pemilu mulai dari capres-cawapres, calon anggota DPD, DPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota untuk memberi contoh perilaku dan budaya politik yang bersih dan bijak.
  5. Mendorong terselenggaranya pemilu yang bermartabat, bebas politik uang, menghormati perbedaan pilihan politik, dan menjaga kerukunan serta perdamaian di tengah masyarakat.
  6. Menyerukan kepada semua masyarakat sipil, termasuk media dan tokoh agama, agar turut berperan memberikan informasi yang berimbang demi terciptanya Pemilu yang berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ini Loh Penampakan Rumah Mewah Syahrul Yasin Limpo yang Disita KPK

News
| Jum'at, 17 Mei 2024, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement