Advertisement

Merangkum Jejak Perjuangan KGPAA Paku Alam VIII Lewat Buku Negarawan Pejuang dan Pejuang Negarawan

Yosef Leon
Selasa, 06 Februari 2024 - 21:37 WIB
Mediani Dyah Natalia
Merangkum Jejak Perjuangan KGPAA Paku Alam VIII Lewat Buku Negarawan Pejuang dan Pejuang Negarawan Suasana pengenalan buku KGPAA Paku Alam VIII oleh Kadipaten Pakualaman pada Selasa (6/2/2024). Harian Jogja - Yosef Leon Pinsker

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kadipaten Pakualaman mengenalkan sosok KGPAA Paku Alam VIII lewat buku berjudul KGPAA Paku Alam VIII Buku Negarawan Pejuang dan Pejuang Negarawan. Buku setebal 289 halaman yang diterbitkan pada Januari 2024 itu berupaya merangkum sepak terjang Paku Alam VIII yang pada tahun lalu telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional. 

BPH Kusumo Bimantoro, putra pertama dari Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan terbitnya buku ini tidak lepas dari rangkaian panjang penerbitan buku Paku Alam sebelum-sebelumnya. Pada 2015 diterbitkan buku tentang sosok Paku Alam I yang dilanjutkan dengan terbitnya Paku Alam V pada 2018 dengan judul Paku Alam V Sang Aristo Modernis dari Timur. 

Advertisement

"Saya ucapkan banyak terima kasih kepada penulis dan berbagai pihak yang menghadirkan buku ini kepada kita semua," katanya, Selasa (6/2/2024)

Menurutnya, sosok KGPAA Paku Alam VIII sangat kentara seperti yang digambarkan dalam judul buku itu. Dia menunjukkan kecintaan dan kesetiaannya pada NKRI dan menyampingkan kepentingan pribadi dan keluarga di atas kepentingan negara dan bangsa. Itu ditunjukkan pada saat masa penjajahan Jepang dan awal berdirinya Republik Indonesia. 

"Bersama Sultan Hamengku Buwono IX beliau menghindari adu domba dan provokasi dari Jepang dan fokus pada perjuangan NKRI dan keberlanjutannya sebagai negara yang baru berdiri," ujarnya. 

Baca Juga

Puluhan Delegasi Kerajaan Nusantara Hadir di Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman

Mengenal 6 Bangunan di Pura Pakualaman dan Fungsinya Saat Digunakan Dhaup Ageng Pakualaman Tahun Ini

Hadir di Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman, Ini Doa Anies untuk Pengantin

Buku KGPAA Paku Alam VIII ditulis oleh Baha Uddin, Mutiah Amini, dan Sudibyo (K.M.T. Widyo Hadiprojo) yang berisi enam bab. Di awal buku, secara rinci dijelaskan profil KGPAA Paku Alam VIII dan pendidikannya serta masa saat dirinya diangkat menjadi Raja Kadipaten Pakualaman. 

K.M.T. Widyo Hadiprojo mengatakan, KGPAA Paku Alam VIII bernama asli B.R.M.H. Sularso Kunto Suratno yang dilahirkan pada 10 April 1910. la adalah putra KGPAA Paku Alam VII dengan permaisuri, Gusti Raden Ayu Retno Puwoso, putri Sunan Paku Buwono X di Surakarta. 

"Dikukuhkan sebagai KGPAA Paku Alam VIII pada 12 April 1937. Sebelum wafat, pada 20 Mei 1998, pada puncak masa reformasi bersama dengan Sultan Hamengku Buwono X, KGPAA Paku Alam VIII menerbitkan sebuah maklumat untuk melaksanakan reformasi secara damai yang dibacakan dalam sebuah pisowanan agung di Alun-Alun Utara Jogja," jelasnya. 

Dalam sejarah Kadipaten Pakulaman, KGPAA Paku Alam VIII tercatat sebagai adipati tersepuh (88 tahun) dan terlama di atas tahta (61 tahun). Berkat jasa dan perjuangannya bagi bangsa dan negara berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 96/TK/Th2022 3 November 2022, KGPAA Paku Alam VIII dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional.

"Buku ini berasal dari naskah akademik (NA) pengusulan gelar pahlawan nasional bagi KGPAA Paku Alam VIII, tetapi telah diperkaya dengan lebih banyak data yang pada penyusunan NA belum terjangkau," ujarnya. 

Judul Negarawan Pejuang dan Pejuang Negarawan diilhami oleh kebijakan KGPAA Paku Alam VIII dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin yang sesuai dengan falsafah Sestradi berwatak narima (ikhlas), temen (bersungguh-sungguh), sura (berani), prawira (perwira), guna (pandai), dan prayitna (waspada dan berpandangan ke depan). Hal ini dibuktikan saat negara memerlukan darma baktinya, KGPAA Paku Alam VIII secara tulus bersedia mengesampingkan kepentingan pribadi, keluarga, dan Kadipaten Pakualaman. 

"KGPAA Paku Alam VIII mendambakan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenparekraf Ingin Iuran Pariwisata dari APBN

News
| Senin, 29 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement