Pengelolaan Sampah untuk Tingkatkan Kesejahteraan
Advertisement
GUNUNGKIDUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggelar bedah buku berjudul Cara Mengelola Sampah Mandiri Bersama Komunitas di Pedukuhan Sepat, Kalurahan Ngoro-oro, Kapanewon Patuk, pada Selasa (6/2/2024). Buku tersebut menjadi sarana diseminasi informasi pengelolaan sampah yang berhilir pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pustakawan Ahli Utama DPAD DIY, Budiyono mengatakan bedah buku tersebut merupakan kerja sama dengan Komisi D DPRD DIY. “Kami mengusulkan ke Dewan untuk bedah buku, temanya tentang sampah. Kenapa, ya karena sampah kalau dicermati hanya sampah. Padahal kalau kita lihat sampah itu tidak ada, plastik dikumpulkan jadi uang. Kalau sampah organik jadi pupuk,” kata Budiyono ditemui di Soto Mager, Sepat, Ngoro-oro, Patuk, Selasa.
Advertisement
Budiyono menambahkan bedah buku tidak dapat berhenti pada diseminasi pengetahuan namun juga perlu ada tindak lanjut nyata di lapangan. Tujuan utama dari bedah buku tersebut adalah kesejahteraan masyarakat.
Dalam mengelola sampah, DPAD DIY juga menjalin kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP). “Kalau bisa continue konsultasi, barangkali ada bantuan-bantuan mesin pencacah,” katanya.
Dia juga menyinggung perihal minat baca di DIY. Kata Budiyono, tingkat minat baca masyarakat DIY tertinggi di Indonesia dengan skor 0,49. Sedangkan skor nasional hanya 0,001. “Di DIY 0,49. Jadi setiap 1.000 orang minimal ada 49 orang yang membaca dengan baik. Kalau nasional ada 1.000 orang tapi hanya satu yang membaca dengan baik,” kata dia.
Sekretaris Komisi D DPRD DIY, Imam Taufik mengatakan salah satu tujuan bedah buku tersebut untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Tema tentang sampah diambil agar ada peningkatan kesadaran pengelolaan sampah baik organik maupun anorganik.
Imam menambahkan pengelolaan sampah juga bentuk keterlibatan pemeliharaan lingkungan. Apabila kesadaran mengelola sampah tumbuh secara simultan maka masalah sampah dapat diatasi. Persoalan sampah semakin mendesak apabila tidak ada lahan seperti yang terjadi di Kota Jogja.
Salah satu penulis buku tersebut, Umdatul Qori’ah menjelaskan sampah menjadi permasalahan masyarakat utamanya jika berkaca pada persoalan di Kota Jogja. Produksi sampah paling banyak ada di tingkat rumah tangga. Perempuan yang juga kader penggerak lingkungan ini menilai sampah dapat dikonversi menjadi uang dengan mengolahnya dalam bentuk kerajinan dan bentuk lain. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 5 Hari Penuh, Puluhan Pelajar Kulonprogo Jadi Nelayan
- Pengusaha Muda, Giffari Naufal Arisma Putra, Berkunjung ke Yogyakarta
- Warga Garan Denokan Gelar Selawat dan Doa Bersama untuk Kemenangan Harda-Danang
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
Advertisement
Advertisement