Ribuan Mahasiswa Mencoblos di TPS Khusus UGM, Rektor Pantau Langsung di Lokasi

Harianjogja.com, SLEMAN—Pelaksanaan coblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Lokasi Khusus UGM terpantau ramai lancar. Para pemilih yang kebanyakan para mahasiwa rantau menggunakan hak pilihnya di sembilan TPS lokasi khusus yang tersebar di lima asrama mahasiswa UGM.

Sejumlah jajaran pimpinan UGM memantau langsung jalannya coblosan di sejumlah TPS lokasi khusus di UGM.  Rektor UGM, Prof. Ova Emilia mengungkapkan sejauh pemantauannya, pencoblosan di TPS khusus UGM berlangsung lancar. Meski melayani ribuan pemilih, waktu tunggu antar pemilih saat mencoblos relatif tidak lama.

"Ini yang sedang kita pantau sih lancar ya. Jadi dari 2.611 pemilih, masing-masing TPS sekitar 300-an dan sampai sekarang so far so good. Masa tunggunya juga tidak terlalu lama, artinya lancar," kata Ova usai memantau TPS 901 dam 902 di Asrama Ratnaningsih Kinanti 1 yang terletak di Kocoran, Caturtunggal, Depok, Sleman.

Tidak ada target khusus perihal persentase pemilih yang menggunakan hak suaranya di TPS khusus UGM. Hanya saja Ova berharap dari 2611 pemilih yang terdaftar, sebanyak mungkin bisa menggunakan hak pilihnya di TPS khusus UGM.

"Ya mudah-mudahan sebanyak mungkin. Semua tergantung para pencoblos yang menggunakan hak suaranya. Kalau kita sih berharapnya semuanya bisa hadir, datang," ungkapnya.

Tercatat ada sembilan TPS Khusus di UGM. Sembilan TPS tersebut tersebar di lima asrama mahasiswa UGM. TPS Khusus ini tidak hanya diperuntukkan untuk para mahasiwa UGM tetapi juga melayani para pemilih dari 12 perguruan tinggi lain di DIY. Belasan kampus tersebut yakni Poltekesyo, STIKes panti Rapih, STPMD Jogjakarta, STIM YKPN, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, UPN Veteran Jogjakarta dan sebagainya. Para pemilih umumnya merupakan mahasiswa perantauan dari beragam daerah.

"Jadi artinya dia [pemilih] mendekatkan dengan tempat-tempat dia memilih. [Mereka] berasal dari mana-mana," ujarnya.

BACA JUGA: Hitung Cepat Dimulai di Kawal Pemilu, Paslon 02 Unggul Sementara

Berkaca pada kelancaran pencoblosan di TPS khusus UGM, penambahan TPS maupun cakupan kampus yang bisa mencoblos di UGM tetap berpatokan sesuai kebutuhan nantinya. Prinsipnya UGM sebagai perguruan tinggi berupaya memfasilitasi para mahasiswa untuk bisa menggunakan hak pilihnya.

"Ya itu tergantung dari kebutuhan. Prinsipnya kita memfasilitasi. Jadi ini untuk menampung, memfasilitasi hak dari mahasiswa untuk menggunakan suara itu," lanjutnya.

Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Arie Sujito sebelum penyelenggaraan TPS khusus, UGM terlebih juga telah menggelar program-program pendidikan politik, pendidikan pemilih melalui KKN dan pemantauan. Arie berharap pelaksanaan coblosan di UGM berlangsung kondusif dan tidak terjadi perisitiwa-perisitiwa konstitusi.

"Saya percaya ini uji kematangan dari mahasiswa. Mahasiwa juga panitia, mereka tahu persis bagaimana menyelengarakan fasilitasi. Ini juga pendidikan politik kalau mereka kelak terjun di masyarakat," tegasnya.

Salah satu pemilih yang menggunakan hak suaranya di TPS khusus UGM adalah Pramesti. Mahasiwa Fakultas Hukum UGM asal Madiun tersebut mengaku terbantu dengan adanya TPS khusus ini. "Mempermudah, apalagi buat mahasiswa yang di luar Jogja untuk enggak usah pulang ke tempat asalnya," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News