Advertisement

Pelajar Disabilitas di Gunungkidul Jadi Korban Perundungan

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 22 Februari 2024 - 18:27 WIB
Mediani Dyah Natalia
Pelajar Disabilitas di Gunungkidul Jadi Korban Perundungan Ilustrasi perundungan. - Pixabay/Wokandapix

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Seorang pelajar laki-laki berumur 13 tahun di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul diduga menjadi korban perundungan pada Rabu (21/2/2024) setelah salat zuhur. Korban yang merupakan disabilitas tersebut mengalami patah jari kelingking.

Ayah korban, Wasido mengatakan kejadian tersebut berawal ketika anaknya dan pelajar lain saling mengejek. Menurut penuturan teman anaknya, kata dia lantas terjadi perkelahian. “Anak saya kan dari lahir tangannya cuma satu,” kata Wasido ditemui di RSUD Wonosari, Kamis (22/2/2024).

Advertisement

Wasido menambahkan perkelahian tersebut membuat salah satu jari kelingking tangan anaknya patah. Sebab itu, dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari dan menjalani rawat inap. Dia menceritakan anaknya kerap menjadi korban perundungan.

Hari ini, anak lelaki yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP tersebut sebenarnya akan masuk ke ruang operasi. Hanya saat ada beberapa kendala sehingga operasi ditunda. Rontgen juga telah dilakukan dan hasilnya jari kelingking memang patah dan harus dioperasi dengan memasang pen.

“Saya sudah menasehati ke anak saya, kalau diejek tidak usah gimana-gimana. Bilang aja ke bapak/ibu guru,” katanya.

Baca Juga

Pengamat: Awal Tahun Ajaran Jadi Momentum Maraknya Perundungan

Kasus Perundungan Marak, Ini Upaya yang Dilakukan Disdikpora DIY

Jadi Kota Pendidikan tapi Kasus Bullying Tinggi, Disdikpora Siapkan Strategi Ini

Wasido mengaku apabila tidak ada proses perundingan untuk membahas nasib anaknya antara keluarga perundung dan pihak sekolah, dia mempertimbangkan akan melaporkan hal tersebut ke polisi. “Pihak sekolah ada yang menemani ke sini [RSUD Wonosari],” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Gunungkidul, Nunuk Setyowati membenarkan kejadian tersebut. Proses mediasi pun telah dilakukan antara pihak yang berkepentingan. Dengan begitu, kejadian tersebut tidak sampai tahap pelaporan ke kepolisian. “Saya detailnya belum begitu tahu. Tapi benar terjadi kekerasan dan sudah dimediasi sekolah kedua orang tuanya,” kata Nunuk.

Nunuk mengaku telah menghubungi kepala sekolah bersangkutan untuk mendapat kronologi kejadiannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Komisaris HAM PBB Prihatin dengan Sikap Polisi AS yang Membubarkan Aksi Mahasiswa Pro Palestina

News
| Rabu, 01 Mei 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement