Advertisement
Jadi Kota Pendidikan tapi Kasus Bullying Tinggi, Disdikpora Siapkan Strategi Ini
![Jadi Kota Pendidikan tapi Kasus Bullying Tinggi, Disdikpora Siapkan Strategi Ini](https://img.harianjogja.com/posts/2023/12/05/1157184/kekerasan-freepik-ilustrasi.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA –Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY menyebut sedikitnya 95% satuan pendidikan di wilayahnya mulai dari tingkat SD sampai SMA sudah dibentuk tim pencegahan dan penanggulangan kekerasan (TPPK). Tim tersebut akan berperan sebagai garda terdepan mengatasi fenomena perundungan.
Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya mengatakan, wilayahnya merupakan salah satu daerah dengan jumlah TPPK terbanyak di Indonesia. Peran tim itu disebut Didik sangat krusial dalam mengedukasi pencegahan perundungan yang masih marak ditemui di sekolah. Oleh karenanya pihaknya berharap TPPK bisa melakukan edukasi kepada murid.
Advertisement
"Tugas kita sekarang adalah bagaimana mengisi strategi apa atau kegiatan apa untuk melakukan pencegahan yang harus dilakukan oleh tim TPPK tersebut," ujarnya, Selasa (5/12/2023).
Menurut Didik, keberadaan TPPK hanya minus di tingkat PAUD lantaran minimnya tenaga pengajar. Di tingkat PAUD biasanya hanya diisi oleh beberapa staf pengajar dan seorang kepala sekolah, sehingga TPPK yang mengadopsi bentuk tim kurang optimal dilaksanakan di tingkat itu.
Baca Juga:
7 Faktor Penyebab Orang Melakukan Bullying
Mengoptimalkan Fungsi Rumah Cegah Perilaku Bullying
Pengin Anak Tak Lakukan Bullying ke Temannya? Psikolog: Orang Tua Jangan Contohkan Kekerasan
"Di TK itu kan hanya satu kepala sekolah dua guru. Nah untuk membentuk tim perlu berkelompok agar bisa menghindari semacam bullying yang ada di sekolah," jelasnya.
Jika dikonversi dengan jumlah sekolah, 95% TPPK yang terbentuk itu jumlahnya lebih dari seratusan. "Itu di sekolah negeri dan swasta. Jumlah SMA dan SMK negeri swasta kita saja 384 ditambah SLB ada 70. Jadi total itu kita punya 400 lebih hampir 500 tapi kurang dari 500 TPPK," ungkap Didik.
Didik menambahkan fenomena yang berkembang sekarang korban perundungan memang sulit atau tidak berani untuk mengadu dan berbicara. Hal ini disebut dia merupakan hal yang lazim ditemukan. Salah satu peran TPPK nantinya berupaya untuk mengajak korban perundungan agar berani mengadu dan berbicara.
"Salah satu peran TPPK itu bagaimana mereka mengajak siswa berani dan mau mengungkapkan permasalahan yang dihadapi termasuk jenis bullying yang ada segala macam itu. Kita kemudian menyikapi bagaimana mengatasi permasalahan itu termasuk kerja sama dengan berbagai pihak mulai dari KPAI dan DP3AP2," katanya.
Jenis perundungan yang kini dilakukan oleh sesama murid juga beragam. Tidak hanya verbal, tetapi juga dalam bentuk kekerasan fisik. "Bentuknya macam-macam. Tidak hanya verbal, kekerasan yang sifatnya ini kan pasti ada ya. Itu tergantung masing-masing kasus sebetulnya, tidak hanya bulying termasuk juga ada masalah yang harus kita tanggulangi adalah mencegah pelecehan seksual," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182734/palestina-hancur.jpg)
Jerman Bantah Netanyahu yang Menyebut Tak Ada Korban Sipil di Rafah
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Mahasiswi Prodi Keperawatan Anestesiologi Unisa Jogja Meninggal Dalam Kecelakaan
- Sebuah Gudang di Bantul Terbakar, Kerugian Materiil Capai Puluhan Juta
- Palestina Tuding Komite Olimpiade Internasional Terapkan Standar Ganda Terhadap Israel
- Jadwal Layanan SIM di Gunungkidul Jumat-Sabtu 26-27 Juli 2024
- Coklit Pilkada 2024 Selesai, Bawaslu Sleman Masih Temukan Pemilih Belum Didata
Advertisement
Advertisement