Advertisement

Jadi Kota Pendidikan tapi Kasus Bullying Tinggi, Disdikpora Siapkan Strategi Ini

Yosef Leon
Selasa, 05 Desember 2023 - 20:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Jadi Kota Pendidikan tapi Kasus Bullying Tinggi, Disdikpora Siapkan Strategi Ini Kekerasan / Ilustrasi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA –Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY menyebut sedikitnya 95% satuan pendidikan di wilayahnya mulai dari tingkat SD sampai SMA sudah dibentuk tim pencegahan dan penanggulangan kekerasan (TPPK). Tim tersebut akan berperan sebagai garda terdepan mengatasi fenomena perundungan. 

Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya mengatakan, wilayahnya merupakan salah satu daerah dengan jumlah TPPK terbanyak di Indonesia. Peran tim itu disebut Didik sangat krusial dalam mengedukasi pencegahan perundungan yang masih marak ditemui di sekolah. Oleh karenanya pihaknya berharap TPPK bisa melakukan edukasi kepada murid. 

Advertisement

"Tugas kita sekarang adalah bagaimana mengisi strategi apa atau kegiatan apa untuk melakukan pencegahan yang harus dilakukan oleh tim TPPK tersebut," ujarnya, Selasa (5/12/2023). 

Menurut Didik, keberadaan TPPK hanya minus di tingkat PAUD lantaran minimnya tenaga pengajar. Di tingkat PAUD biasanya hanya diisi oleh beberapa staf pengajar dan seorang kepala sekolah, sehingga TPPK yang mengadopsi bentuk tim kurang optimal dilaksanakan di tingkat itu. 

Baca Juga:

7 Faktor Penyebab Orang Melakukan Bullying

Mengoptimalkan Fungsi Rumah Cegah Perilaku Bullying

Pengin Anak Tak Lakukan Bullying ke Temannya? Psikolog: Orang Tua Jangan Contohkan Kekerasan

"Di TK itu kan hanya satu kepala sekolah dua guru. Nah untuk membentuk tim perlu berkelompok agar bisa menghindari semacam bullying yang ada di sekolah," jelasnya. 

Jika dikonversi dengan jumlah sekolah, 95% TPPK yang terbentuk itu jumlahnya lebih dari seratusan. "Itu di sekolah negeri dan swasta. Jumlah SMA dan SMK negeri swasta kita saja 384 ditambah SLB ada 70. Jadi total itu kita punya 400 lebih hampir 500 tapi kurang dari 500 TPPK," ungkap Didik. 

Didik menambahkan fenomena yang berkembang sekarang korban perundungan memang sulit atau tidak berani untuk mengadu dan berbicara. Hal ini disebut dia merupakan hal yang lazim ditemukan. Salah satu peran TPPK nantinya berupaya untuk mengajak korban perundungan agar berani mengadu dan berbicara. 

"Salah satu peran TPPK itu bagaimana mereka mengajak siswa berani dan mau mengungkapkan permasalahan yang dihadapi termasuk jenis bullying yang ada segala macam itu. Kita kemudian menyikapi bagaimana mengatasi permasalahan itu termasuk kerja sama dengan berbagai pihak mulai dari KPAI dan DP3AP2," katanya. 

Jenis perundungan yang kini dilakukan oleh sesama murid juga beragam. Tidak hanya verbal, tetapi juga dalam bentuk kekerasan fisik. "Bentuknya macam-macam. Tidak hanya verbal, kekerasan yang sifatnya ini kan pasti ada ya. Itu tergantung masing-masing kasus sebetulnya, tidak hanya bulying termasuk juga ada masalah yang harus kita tanggulangi adalah mencegah pelecehan seksual," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Demo Buruh 1 Mei 2024: Massa Padati Patung Kuda, Desak Pencabutan Omnibus Law

News
| Rabu, 01 Mei 2024, 13:37 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement