Ada 3 Joglo Ambruk di Sleman, Telan 1 Korban Jiwa
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—BPBD Sleman mencatat sepanjang 2024, ada peristiwa tiga joglo ambruk karena embusan angin kencang. Akibat peristiwa ini tak hanya menimbulkan kerugian material, tapi juga ada korban jiwa.
Kepala BPBD Sleman, Makwan mengatakan, pembangunan joglo saat ini sedang ngetren. Pasalnya, banyak sekali rumah adat gaya Jawa ini yang dibangun untuk keperluan pertemuan, resto hingga koleksi pribadi di wilayah Bumi Sembada.
Advertisement
Menurut dia, tidak ada yang salah dengan pembangunan ini, namun sisi keamanan harus benar-benar diperhatikan. Pasalnya, konstruksi bangunan ini sangat rawan bencana saat terjadinya hujan deras yang disertai dengan angin kencang.
BACA JUGA : Dampak Hujan Deras di Sleman, Pohon Bertumbangan
“Kalau untuk gempa, masih aman. Tapi, untuk angin kencang bisa menyebabkan ambruk karena konstruksinya yang hanya menggunakan batu sebagai tiang peyangga bangunan,” katanya, Senin (26/2/2024).
Ia mencatat selama musim hujan kali ini sudah ada lima peritiwa joglo ambruk. Dua peristiwa terjadi di akhir 2023 dan tiga lainnya terjadi di 2024.
Adapun rincian kejadian di 2024 terjadi pada 26 Januari lalu di Kapanewon Berbah hingga menyebabkan korban meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan. Adapun dua peristiwa lainnya terjadi pada Minggu (25/2/2024) di Kalurahan Trimulyo, Kapanewon Sleman.
“Kalau yang kemarin [di Kalurahan Trimulyo] tidak ada korban jiwanya. Satu joglo yang rencananya untuk pertemuan milik kalurahan dan satunya lagi milik pribadi,” katanya.
Menurut dia, untuk mengurangi risiko joglo ambruk dengan cara memperkuat konstuksi, terutama menyangkut dengan pondasi dengan tiang penyangga bangunan. Di sisi lain, ia menyarankan agar Masyarakat tidak berteduh di joglo pada saat terjadi hujan deras.
“Jangan sampai kejadian di Berbah terulang. Yang jelas, kalau bisa saat hujan jangan berteduh di Joglo,” katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan, potensi cuaca ekstrem masih sangat mungkin terjadi. Oleh karenana itu, ia meminta kepada Masyarakat untuk lebih berhati-hati pada saat beraktivitas di luar rumah.
BACA JUGA : Hujan Deras dan Angin Kencang, Harga Sayur Bisa Naik
Menurut dia, upaya mitigasi bencana terus dilakukan, namun untuk pelaksanaannya juga butuh partisipasi Masyarakat. Sebagai gambaran, guna mengurangi risiko pohon tumbang, Masyarakat dapat berperan dengan memangkas atau mengurangi dahan dan ranting pohon yang telah rimbun.
“Begitu juga untuk banjir harus dipastikan saluran pembuangan bisa lancar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
687 Warga Negara Asing Terjaring Operasi Jagratara, Pelanggaran Izin Tinggal Mendominasi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
Advertisement
Advertisement