Advertisement
Peringati Serangan Umum 1 Maret 1949, YKCB Gelar Nonton Film Janur Kuning

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) bersama Museum Memorial Jenderal Besar Soeharto menggelar acara refleksi untuk memperingati 75 Tahun Serangan Umum 1 Maret 1949. Acara refleksi yang digelar di Museum Soeharto, Dusun Kemusuk, Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu, Kabupatemn Bantul, Kamis (29/2/2024) malam itu bertema ‘Janur Kuning Membongkar Kebohongan Belanda’
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, refleksi peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 tahun ini digelar sederhana dengana cara diskusi, syukuran, dan nonton film bersama tentang Janur Kuning. Janur kuning merupakan simbol pejuang khusus yang dikenakan pasukan Republik Indonesia di bagian dada sebelah kiri untuk menunjukkan pasukan yang siap mepertahankan Republik Indonesia melalui Serangan Umum 1 Maret 1949.
Advertisement
“Tahun ini acara upacara dan tabur bunga di Taman Makam Perjuangan Somenggalan tidak dilakukan karena sedang dipugar. Jadi kami menggelar acara sederhana dengan syukuran, refleksi tentang Janur Kuning dan nonton film Janur Kuning,"kata Sekretaris YKCB, Bakarudin dalam riarannya, Jumat (1/3/2024).
Bakharudin berharap semangat Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949 dapat terus-menerus diwariskan kepada generasi muda, sehingga mengetahui sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan. "Jika SU 1 Maret 1949 gagal, tentu sejarah NKRI akan lain. Bisa jadi Indonesia ini menjadi bagian dari kerajaan Belanda sampai sekarang," tutur Bakharudin.
BACA JUGA: Menilik Serangan Umum 1 Maret dan 13 Patriot Bangsa Paling Berperan
Penulis buku Noor Johan Noeh yang hadir dalam kesempatan tersebut memaparkan tentang peran sentral Soeharto dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Menurutnya, Soeharto merupakan tokoh penting dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, namun dalam Keppres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penetapan 1 Maret sebagai Hari Kedaulatan Negara justeru dihilangkan.
Padahal jika serangan umum itu gagal dilakukan maka ceritanya akan lain. “Semoga ke depan nanti sejarah dapat dicatat dengan lebih baik dan benar," tegas Noor Johan.
Hadir juga dalam kesempatan itu Kepala Museum Soeharto, Gatot Nugroho; Anggota DPRD DIY, Danang Wahyu Broto; dan Ketua Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY, Hajar Pamadi; bambang Sarwono, Teguh Wahyudi, dan Rina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Nusron Wahid Larang Alih Fungsi Lahan Pertanian Jadi Pemukiman
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Demo Sopir Truk di Wonosari Gunungkidul Soal Kebijakan Angkutan ODOL, Begini Tuntutannya
- Kegiatan Tirakatan Digelar di Malam 1 Suro di Gunungkidul, Ini Lokasinya
- Wisatawan Jangan Lupa Mampir ke Pasar Beringharjo Jogja, Ada Batik hingga Lupis Cenil
- Peresmian Jembatan Pandansimo Dikabarkan 20 Juli 2025, Ini Kata Satker PJN DIY
- Mubeng Beteng Kraton Jogja Malam 1 Suro Digelar Kamis 26 Juni 2025 Malam, Ini Waktu Acara hingga Syaratnya
Advertisement
Advertisement