Advertisement
Salut! Ibu-Ibu di Srandakan Ini Sukses Olah Lele Afkiran Jadi Abon Bernilai Ekonomis

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Lele berukuran jumbo acap tak laku dijual. Inilah yang kemudian dimaksimalkan oleh ibu-ibu rumah tangga di Wonotingal, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan.
Ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok pengolahan ikan Minarasaku tersebut mampu menyulap lele ukuran jumbo menjadi produk olahan memiliki nilai ekonomi tinggi, yakni menjadi abon lele. Bahkan, setiap bulannya, kelompok pengolahan ikan ini mampu meraih omzer jutaan rupiah.
Advertisement
“Kami mulai membuat abon lele sejak Juli 2023. Awalnya kami mendapatkan program pemberdayaan rumah amal salman. Dari situ, ada ide agar anak-anak aman dan tertarik mengonsumsi ikan dengan memanfaatkan lele di sekitar kami. Lalu dibuatlah abon dari bahan lele,” kata Kepala Divisi Pemasaran Abon Lele Minarasaku, Guritna Candra Dewi saat ditemui di rumah produksinya, Kamis (7/3/2024).
Menurut dia, agar pembuatan abon bisa optimal, maka dibutuhkan lele dengan ukuran jumbo. Dan bahan berupa lele jumbo, sejauh ini banyak didapatkan di sekitar Wonotingal, Poncosari.
“Ternyata setelah kami telusuri, lele ini punya kandungan seperti fosfor, tinggi protein dan lemak jenuhnya rendah. Untuk itu, kami pun bertekad untuk membuat abon lele,” imbuhnya.
Untuk membuat abon lele, kata dia, diperlukan waktu hingga lima jam. Pembuatan diawali dari mendatangkan lele dengan ukuran jumbo, tepatnya ukuran berat tidak kurang dari 1 kilogram per ekor. Lele yang didatangkan dari sekitar Wonotingal tersebut kemudian dikuliti sampai bersih.
“Setelah itu, lele tersebut kami kukus selama 15 menit. Setelah itu, kami pisahkan daging dengan durinya. Kemudian, daging lele dicampur dengan bumbu halus yang terdiri dari rempah-rempah alami, bawang merah, bawang putih, ketumbar, jahe, sereh dan daun jeruk,” kata Guritna.
Setelah dicampur dengan bumbu yang telah dihaluskan, adonan daging lele tersebut digoreng. Setelah itu, gorengan daging lele tersebut dikeringkan. “Baru setelah itu dikemasi,” ucap Guritna.
Menurut dia, dalam sebulan biasanya pihaknya mampu memproduksi 28 kilogram abon lele. Di mana, dari 33 kilogram lele, mampu diolah menjadi 7-8 kilogram abon lele. “Sementara dalam sebulan kami berproduksi minimal empat kali. Kalau dihitung sebulan bisa memproduksi 28 kilogram abon,” ungkap Guritna.
Di sisi lain, Guritna mengakui sampai saat ini pihaknya memang belum mampu berproduksi secara berkelanjutan. Sebab, saat ini rumah produksinya masih mengandalkan pesanan. Padahal, saat ini lingkup distribusi abon produksinya sudah mencapai DIY dan Jakarta. “Kami juga bekerja sama dengan penyedia layanan jasa antar dan jualan online melalui aplikasi Whatsapp,” ucapnya.
Soal harga, Guritna mengaku produk abon lele itu bervariasi. Untuk abon lele curah dijual Rp195.000 per kg, sementara untuk kemasan 50 gram Rp13.000. “Kemasan 100 gram kami jual Rp25.000,” ucapnya.
BACA JUGA: Potensi Rawan Pangan, Banyusoco Siap Beralih Ke Perikanan
Ditanya soal omzet penjualan, Guritna menyatakan sejauh ini masih di bawah Rp5juta. Meskipun demikian diakuinya, rumah produksinya sempat meraih omzet senilai Rp7 juta. “Tapi hasil itu kan untuk membayar lima tenaga kami,” ucapnya.
Meski demikian, Guritna mengaku pihaknya tetap optimistis jika usahanya akan berkembang ke depan. Hal ini menyusul sejumlah upaya yang akan dilakukan, baik dengan jalan memperluas pemasaran serta mengolah kulit, sirip dan telur lele agar menjadi olahan. “Kami harapkan ini akan berkembang dan mampu meningkatkan omzet kami,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Panggil Pihak Swasta Terkait Suap Pengadaan Barang di MPR RI
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 22 Orang Tersengat Ubur-Ubur di Pantai Selatan, Wisatawan Diminta Waspada
- Pelunasan PBB-P2 Triwulan Kedua di Bantul Sudah Terkumpul Rp43,7 Miliar
- HUT Bhayangkara ke-79, Kapolres Bantul Beri Hadiah Umroh ke Anggota Terbaik
- Waktu Pembuatan Akun SPMB RTO di Jogja Diperpanjang, Begini Penjelasan Disdikpora
- Pecinta Honda Scoopy Merapat, Astra Motor Yogyakarta Hadirkan Edisi Spesial Dengan Modif Decal
Advertisement
Advertisement