Advertisement

PBTY XIX Sukses Digelar, Penutupan Berlangsung Meriah

Media Digital
Senin, 11 Maret 2024 - 09:17 WIB
Sunartono
PBTY XIX Sukses Digelar, Penutupan Berlangsung Meriah Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XIX yang diselenggarakan sejak Senin (4/3/2024) resmi ditutup pada Minggu (10/3/2024). Penutupan PBTY 2024 dilaksanakan di Hoo Hap Hwee atau Perkumpulan Budi Abadi, Bintaran Wetan yang dimeriahkan dengan berbagai penampilan mulai dari barongsai hingga liong. Masyarakat sangat antusias dalam menghadiri acara tersebut. - Istimewa.

Advertisement

JOGJA—Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XIX yang diselenggarakan sejak Senin (4/3/2024) resmi ditutup pada Minggu (10/3/2024). Penutupan PBTY 2024 dilaksanakan di Hoo Hap Hwee atau Perkumpulan Budi Abadi, Bintaran Wetan yang dimeriahkan dengan berbagai penampilan mulai dari barongsai hingga liong. Masyarakat sangat antusias dalam menghadiri acara tersebut.

Penutupan PBTY XIX diawali dengan penampilan dari barongsai Hoo Hap Hwee Lion Dance School (LDS) yang disambut antusias oleh pengunjung. Tidak hanya itu, penampilan lainnya juga turut meramaikan acara penutupan. Mulai dari tari morning rose (Uyghur Dance) oleh Paguyuban PSMTI, tari ksatria oleh Nrityanata, drama “Jing Lau” oleh IKOCI Jogja dan IMT UKDW, tari Chinese Modern Dance oleh Dead Center, hingga penampilan liong oleh FOBI DIY.

Advertisement

BACA JUGA : Resmi Dibuka, PBTY 2024 Tonjolkan Sisi Edukasi Budaya Tionghoa ke Masyarakat Jogja

Pada acara penutupan diampaikan sambutan perwakilan Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC), Tandean Harry Setyo. Ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, tim penyelenggara ataupun panitia, hingga masyarakat atas partisipasi dan antusiasnya dalam acara PBTY XIX ini.

“Penyelenggaraan acara ini berjalan dengan sukses dan meriah melihat antusias masyarakat yang hadir di setiap harinya, baik yang dari Jogja, luar Jogja, hingga mancanegara,” ujar Harry dalam sambutannya.

Senada dengan Harry, Bekti selaku koordinator acara PBTY XIX ini juga mengatakan bahwa antusias masyarakat sangat bagus. “Bagus [antusiasnya], mulai hari ketiga pengunjungnya sampe tertahan di pintu depan, sampe gak bisa masuk,” tutur Bekti.

Meski pun antusias masyarakat baik, tetapi acara PBTY ini sempat mendapatkan respons kurang maksimal dari masyarakat di hari awal pelaksanaan karena terdapat perbedaan dengan PBTY tahun lalu. Namun, pada hari ketiga sampai terakhir masyarakat merespons dengan baik.

“Sebetulnya hari-hari awal, pertama dan kedua itu komentar masyarakat kecewa. ‘Kenapa gak di Ketandan, kenapa harus di pindah ke tempat yang lebih kecil?’, tetapi hari ketiga itu feedback-nya bagus, masyarakat yang mengunjungi disini yang saat ini di gedung, itu justru bilang kali ini PBTY-nya berbeda, lebih banyak “isinya”, lebih keren,” ujar Bekti.

PBTY tahun lalu yang dilaksanakan di Ketandan terdapat acara kuliner dan karnaval imlek di Malioboro yang menjadi daya tarik utama. Namun, pada PBTY kali ini tidak terdapat rangkaian acara tersebut sehingga untuk menarik masyarakat adalah dengan menciptakan tujuh ruang pameran di Hoo Hap Hwee.

“Nah itu mungkin kami sadar waktu di Ketandan daya tarik utama salah satunya kuliner, kalo disini gak ada kuliner kita harus ciptakan daya tarik baru untuk yang di gedung. Kami ciptakan tujuh ruangan dirubah jadi pameran. Kami sajikan di tujuh ruang itu, berbeda yang disajikan. Itu yang membuat kali ini berbeda, keren, dan spesial,” ujar Bekti.

Lalu, acara penutupan PBTY XIX tersebut ditutup dengan penampilan flash Dance “Long Long De Xin Nian” oleh Monica Swan dan seluruh panitia penyelenggara. Setelah 19 tahun konsisten dilaksanakannya PBTY, Bekti berharap pemerintah melihat keseriusan dari acara ini. Kemudian harapan untuk PBTY tahun depan, panitia lebih memiliki kesadaran dan mau terlibat dalam acara ini.

“Harapan kami pemerintah daerah khususnya, itu melihat keseriusan kami mempertahankan event ini dan saya melihat event imlek yang perayaannya full dari acara pameran, kuliner, acara panggung, itu selama tujuh hari, itu hany ada di Jogja saja, di lain tempat hanya tiga hari, lima hari maksimal untuk acara kegiatannya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kabar Susunan Kabinet Prabowo, Gerindra: Belum Ada yang Resmi

News
| Minggu, 28 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement