Advertisement

Spora Antraks Bertahan Hingga 80 Tahun, Ini Langkah Pencegahan yang Dilakukan Pemkab Sleman

David Kurniawan
Minggu, 17 Maret 2024 - 08:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Spora Antraks Bertahan Hingga 80 Tahun, Ini Langkah Pencegahan yang Dilakukan Pemkab Sleman Warga membuat lubang untuk mengubur sapi milik Tri Benu, warga Dusun Garotan, Desa Bendung, Semin, yang ditemukan mati pada Minggu (16/2 - 2020) pagi.

Advertisement

Harianjogha.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman memastikan program vaksinasi antraks di Padukuhan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan akan berlangsung selama sepuluh tahun ke depan. Hal ini tak lepas dari keberadaan spora antraks yang mampu bertahan hingga 80 tahun.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, sudah ada kepastian kasus antraks di Padukuhan Kalinongko Kidul, Gayamharjo melalui pengambilan sampel tanah. Berdasarkan kajian, spora antraks dapat bertahan hingga 80 tahun sehingga upaya pencegahan terus dilakukan secara berkelanjutan.

Advertisement

Menurut dia, dalam waktu dekat ini ada upaya vaksinasi antraks dengan sasaran hewan ternak di sekitara lokasi temuan kasus. Hingga saat ini, pelaksanaan masih dikoordinasikan dengan Pemerintah DIY maupun Kementerian Pertanian.

BACA JUGA: BMKG Perkirakan Seluruh DIY Dilanda Hujan Ringan hingga Sedang

“Kami tidak boleh main-main terkait dengan penyakit ini. Vaksinasi akan dilakukan selama sepuluh tahun, sesuai dengan Standar Operasional Prosedur [SOP] pengendalian antraks,” kata Suparmono, Sabtu (16/4/2024).

Menurut dia, pemberian vaksin tidak hanya dijangka hingga sepuluh tahun. Pasalnya, dalam pelaksanaan ada ketentuan vaksin diberikan selama enam bulan sekali.

“Jadi setahun ada dua kali vaksin antraks,” katanya.

Selain penanggulangan jangka Panjang, juga dilaksanakan pencegahan jangka pendek. Menurut dia, sudah ada upaya sosialisasi ke warga terkait dengan bahaya menyembelih hewan yang sakit tanpa rekomendasi dari petugas Kesehatan hewan.

“Sosialisasi ke Masyarakat berkaitan dengan bahaya brandu terus kami lakukan,” katanya.

Di sisi lain juga ada upaya pemberikan anti biotik terhadap ternak warga. Langkah ini untuk mengantisipasi kematian milik warga di sekitar lokasi.

“Total yang diberikan anti biotik sebanyak 143 ekor sapi dan 224 ekor kambing,” katanya.

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Nanang Danardono mengatakan, untuk vaksinasi antraks rencananya diberikan ternak yang berada di radius 300 meter dari temuan kasus. “Ini masih persiapan dan mudah-mudahan vaksinasi bisa segera dijalankan,” katanya.

BACA JUGA: Pesta Gol Terjadi Saat Bayern Muenchen Tundukkan Darmstradt dengan Skor 5-2

Dicor Semen

Nanang menjelaskan, penanganan antraks dilakukan secara berkelanjutan dikarenakan bakterinya bisa bertahan hingga puluhan tahun. Menurut dia, untuk kasus di Kalinongko Kidul, sudah ada upaya penanganan jangka pendek.

Salah satunya dengan memberikan cairan disinfeksi dengan menyirami lokasi temuan kasus dengan formalin 10%. Upaya penyiraman dilakukan beberapa kali untuk memastikan di sekitar lokasi dapat disterilkan.

“Upaya disinfeksi sudah kami lakukan,” katanya.

Nanang menambahkan, untuk memaksimalkan dalam pencegahan, juga perlu dilakukan pengecoran di sekitar temuan kasus. Ia memastikan sudah ada koordinasi dengan Pemerintah Kalurahan Gayamharjo guna membantu pelaksanaan pengecoran menggunakan semen sehingga spora tidak berpindah-pindah tempat.

“Lokasi yang perlu dicor seperti area kandang, terus lokasi tempat penyembelihan atau tempat pengambilan sampel tanah yang kedapatan positif antraks,” katanya. (David Kurniawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kabar Susunan Kabinet Prabowo, Gerindra: Belum Ada yang Resmi

News
| Minggu, 28 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement