Advertisement

Ada Kasus Antraks, Ribuan Dosis Vaksin di BB Vet Wates Justru Tak Terpakai sampai Kedaluwarsa

David Kurniawan
Selasa, 19 Maret 2024 - 18:27 WIB
Arief Junianto
Ada Kasus Antraks, Ribuan Dosis Vaksin di BB Vet Wates Justru Tak Terpakai sampai Kedaluwarsa Petugas kesehatan memberikan vaksin antraks di Padukuhan Nawung, Gayamharjo, Sleman, Selasa (19/3/2024). - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Temuan kasus antraks di Gunungkidul kembali bikin geger. Ironisnya, di Balai Besar Veteriner (BB Vet) Wates, justru ada ribuan dosis vaksinasi antraks yang kedaluwarsa karena tak terpakai.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala BB Vet Wates, Hendra Wibawa. Saat dikonfirmasi, dia membenarkan adanya vaksin antraks yang tersimpan telah memasuki masa kedaluwarsa. Terkait dengan jumlah, dia mengakui ada sekitar 1.000 vaksin yang masa izin beredarnya habis.

Advertisement

“Masa berlakunya hanya setahun dan vaksin ini pemberian dari Pak Menteri saat kasus antraks di Gunungkidul di 2023. Yang jelas, vaksin kedaluwarsa ini akan dimusnahkan,” katanya.

Saat ditanya soal pemanfaatan vaksin antraks tersebut, dia mengaku sudah melayangkan surat kepada dinas terkait di kabupaten maupun kota di DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Faktanya, memang belum semuanya mengakses sehingga ada stok vaksin yang tak terpakai. “BB Vet Wates menangani wilayah di DIY, Jateng dan Jatim. Untuk kasus, sebelum Sleman dan Gunungkidul, ada temuan kasus di Pacitan dan Wonogiri,” katanya.

Terkait dengan hal itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah mengaku heran adanya vaksin antraks yang tidak terpakai hingga masa beredarnya habis tersimpan di BB Vet Wates. Dia berharap kasus ini tidak terulang kembali agar penanggulangan antraks dapat dimaksimalkan.

“Stok ini harusnya dimanfaatkan untuk pencegahan dengan rutin memberikan vaksin, maka penyebaran antraks dapat dicegah. Kalau sudah kedaluarsa, maka tidak bisa dipakai,” kata Nasrullah saat meninjau lokasi vaksinasi antraks di Padukuhan Nawung, Gayamharjo, Prambanan, Selasa (19/3/2024).

Menurut dia, dengan stok yang ada seharusnya bisa dimaksimalkan untuk pencegahan penyakit ini. Oleh karena itu, dia meminta dinas di daerah agar melakukan vaksinasi secara rutin dikarenakan spora antraks bisa bertahan lama.

“Untuk stok tidak masalah karena kita bisa membuat vaksin sendiri. Tetapi, pada saat meminta harus benar-benar dipergunakan, jangan sampai ada yang tersisa,” katanya.

BACA JUGA: Kasus Antraks, Bupati Sleman Minta Segera Dilakukan Vaksinasi Ternak

Nasrullah mengakui wilayah DIY termasuk endemic antraks. Hal ini harus terus diwaspadai dikarenakan kasus dapat muncul sewaktu-waktu. “Makanya vaksinasi jangan sampai kendor dan harus terus dilakukan. Tapi, saya juga mengingatkan jangan sampai ada yang sampai tersimpan hingga kedaluwarsa,” katanya.

Sementara itu, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyatakan komitmennya untuk pencegahan dan penanggulangan antraks di Bumi Sembada. Dia meminta program vaksinasi bisa dioptimalkan sehingga penyebaran kasus dapat benar-benar dikendalikan.

Selain itu, dia meminta kepada masyarakat untuk melaporkan setiap kejadian ternak sakit ke pos Kesehatan hewan terdekat. “Jangan disembelih karena bisa menjadi penyebab penyebaran penyakit. Kalau ada yang sakit segera laporkan agar bisa secepatnya ditangani,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer

News
| Minggu, 28 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement