Stok Cabai Melimpah, Harga Cabai di Sleman Anjlok Ancam Petani
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Harga komoditas cabai di pasaran Sleman sempat menembus di atas Rp70.000 per kilogram di awal Maret lalu. Kendati demikan, harga cenderung merosot saat puasa sehingga dijual di kisaran Rp30.000 per kilonya.
Data dari Harga Pangan Sleman, cabai rawit merah di awal April lalu masih di patok dengan harga tertinggi Rp70.000 per kilogram. Namun memasuki puasa terus turun hingga Jumat (29/3/2024) dipatok dengan harga rata-rata Rp30.071 per kilonya.
Advertisement
BACA JUGA: Harga Cabai Mahal, Mendag: Indonesia Butuh Sistem Tanam yang Tidak Terpengaruh Cuaca
Hal sama juga terjadi pada jenis cabai keriting merah. Di awal bulan ini masih dipatok dengan harga Rp70.000 per kilogram. Namun, saat sekarang dengan rata-rata Rp28.286 per kilonya, malahan di Pasar Tempel dihargai hanya Rp20.000 per kilogram.
Kepala Bidang Bina Usaha Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman, Kurnia Astuti mengatakan, harga komoditas cabai di pasaran Sleman cenderung turun. Hal ini tak lepas banyaknya stok di pasar.
Stok yang melimpah tak lepas adanya panen dibeberapa wilayah sehingga cabai mudah didapatkan. “Panennya memang melimpah sehingga menyebabkan harga cabai turun,” kata Nia kepada wartawan, Jumat siang.
Menurut dia, upaya pemantauan stok dan harga-harga kebutuhan pokok terus dilakukan. Masyarakat pun bisa memantau perkembangannya melalui laman resmi milik pemkab di Harga Pangan Sleman.
“Setiap hari dilakukan update harga berbagai kebutuhan pokok di pasaran,” katanya.
BACA JUGA: Tak Seperti Sleman dan Kulonprogo, Ini Alasan DKPP Bantul Tak Gelar Bazar Cabai
Ketua Bidang Pemasaran Cabai, Koperasi Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi, Aji Waluyo mengatakan, saat puasa harga semua jenis cabai di pasaran anjlok. Hal ini tak lepas dari kebutuhan di masyrakat yang menurun selama Ramadan.
Di sisi lain, stok panen sangat melimpah serta distribusi pasokan ke Jakarta lancar sehingga ikut berpengaruh terhadap harga jual. “Hari ini di tingkat petani di kisaran Rp15.000-20.000 per kilonya,” katanya.
Aji berharap, harga jual tidak terus merosot di pasaran. Penurunan harga akan berdampak terhadap petani karena biaya pemeliharaan yang tinggi untuk penanggulangan hama maupun terjadinya cuaca ekstrem.
“Jangan sampai di bawah Rp20.000 per kilogram, pasti petani akan merugi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, Kamis 21 November 2024: Di Kantor Kelurahan Condongcatur
- Dukung Ketahanan Pangan, Polda DIY Produktifkan Lahan Kadar Keasaman Tinggi di Galur
- Jadwal dan Lokasi Keberangkatan Bus DAMRI di Jogja
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Kamis 21 November 2024
- Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jogja dan Sekitarnya, BMKG: Masih Didera Hujan
Advertisement
Advertisement