Advertisement

UMY Jadi PTS DIY dengan Profesor Terbanyak, Disusul UII dan UAD

Sunartono
Senin, 01 April 2024 - 10:17 WIB
Sunartono
UMY Jadi PTS DIY dengan Profesor Terbanyak, Disusul UII dan UAD Penyerahan SK Profesor di UMY. - Istimewa/UMY.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY mencatat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi PTS yang memilik dosen dengan kualifikasi profesor atau guru besar terbanyak DIY, kemudian disusul Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Jumlah itu seiring dengan bertambahnya 3 guru besar UMY yang belum lama ini diserahkan oleh LLDikti kepada Rektor UMY. Kepala LLDikti Wilayah V DIY, Profesor Setyabudi Indartono mengatakan sebelumnya UMY telah menerima 4 SK Guru besar dan terbaru pada 25 Maret 2024 lalu kembali menerima 3 SK Guru besar.

Advertisement

"Dengan demikian hingga saat ini, UMY sudah memiliki total 46 guru besar dan angka tersebut menjadi jumlah yang terbanyak di wilayah DIY. Ini menjadi kampus PTS di DIY dengan profesor terbanyak. Kemudian berikutnya UII dan UAD mengejar. Termasuk juga di wilayah V ini ada 206 Guru besar, jadi kalau di UMY sudah seperempatnya,” katanya.

UMY memiliki potensi yang sangat besar. Menurut catatan LLDikti, UMY memiliki 126 dosen dengan Lektor kepala, 306 Dosen dengan jabatan Lektor dan 314 Dosen dengan gelar Doktor. Sehingga ia berharap dengan jumlah tersebut dapat segera didorong dan diproses menuju guru besar.

Ketiga guru besar yang menerima SK tersebut diantaranya, Profesor Erna Rochmawati, Guru Besar Bidang Ilmu Keperawatan Medikal Bedah. Ia juga merupakan guru besar pertama dari program studi Imu Keperawatan UMY. Kemudian Profesor Suciati Guru besar bidang Ilmu Psikologi Pendidikan Islam, yang juga menjadi guru besar pertama di prodi Ilmu Komunikasi. Ketiga Profesor Sudarisman Guru besar bidang Ilmu Mekanika Material.

Setyabudi menyebut penyerahan SK kepada tiga guru besar tersebut diharapkan dapat mengakselerasi tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. “Jangan sampai kita seperti kaset, ke Gramedia beli buku kemudian diberikan di kelas. Justru dengan penelitian itu menjadi buku ajar, buku teks yang kita diseminasikan tidak hanya di seminar tapi juga di kelas,” katanya.

Melihat perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, penelitian harus diubah menjadi fokus utama bagi dosen. Hasil dari penelitian tersebut dapat didiseminasi dalam berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari tingkat Sarjana hingga Doktor.

"Hasil diseminasi di kelas-kelas tersebut dapat dijadikan sebagai bahan untuk pengabdian kepada masyarakat. Ia pun menegaskan, pengabdian kepada masyarakat harus lebih dari sekadar formalitas, melainkan sebagai implementasi nyata dari keilmuan seorang pengajar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PKB dan PPP Kerja Sama Hadapi Pilkada Serentak 2024

News
| Selasa, 30 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement