Advertisement
Tekan Kasus Stunting, Remaja Putri di Sleman Diberi Edukasi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemkab Sleman serius untuk terus menurunkan angka stunting. Upaya tidak hanya dilakukan pada bayi maupun ibu hamil, tapi juga ada program deteksi dini sejak remaja atau saat akan menikah.
Sekretaris Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Sleman, Wildan Solichin mengatakan, kasus stunting tidak terjadi begitu saja. Pasalnya, banyak faktor yang membuat tumbuh kembang anak tidak berjalan dengan baik.
Advertisement
Menurut dia, 1.000 hari pertama kehidupan merupakan langkah penting untuk mencegah terjadinya stunting. Kendati demikian, potensi stunting juga bisa terdeteksi sejak remaja hingga jelang menikah.
BACA JUGA: 23 Kalurahan Jadi Fokus Penanganan Stunting di Sleman
Oleh karenanya, ia mengakui ada program skrening anemia untuk remaja putri. Kasus anemia menjadi salah satu indikasi sehingga saat ada remaja yang kekurangan darah harus ditangani karena bisa memberikan dampak pada saat berumahtangga, khususnya memperbesar peluang melahirkan anak stunting.
“Harus ditangani dengan tablet tambah darah,” katanya.
Selain itu, upaya pencegahan juga dilakukan dengan kerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam program bimbingan calon pengantin. Diharapkan tiga bulan sebelum menikah, calon mempelai mengikuti program ini.
Menurut dia, potensi melahirkan stunting bisa dilihat dari ciri fisik mulai dari tubuh calon mempelai Perempuan kurus, lingkar lengan kurang 23,5 centimeter, lemah, lesu, mengantuk dan lainnya.
“Ada pengecekan dan kalau lingkar lengan kurang 23,5 centimeter maka diberikan perawatan sehingga dalam tiga bulan bisa mencapai angka yang diinginkan. Hal sama pada yang mengalami tubuh kurus, lemah, lesu, kurang darah bisa ditangani sehingga saat menikah dalam bobot ideal sehingga peluang melahirkan stunting bisa dicegah,” katanya.
Wildan mengatakan, untuk penanganan bisa dilakukan dengan pemberian tablet tambah darah hingga pemberian makan-makanan yang bergizi. “Stunting harus dicegah karena dampaknya akan berpengaruh terhadap masa depan anak,” katanya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan, program penanggulangan stunting berjalan dengan bagus. Hal ini terlihat dari angka penurunan yang mencapai 2,37% di 2023.
“Angkanya turun dari 6,88% menjadi 4,51%,” kata Kustini.
Menurut dia, upaya memerangi masalah ini akan terus dilakukan guna memujudkan zero new stunting yang ditandai dengan angka kasus menurun tiap tahunnya. Upaya pencegahan telah dilaksanakan dengan menggelar workshop rembuk stunting yang melibatkan berbagai kalangan dari lintas sektor.
“Rebuk ini menjadi bagian dari evaluasi pelaksanaan program penanggulangan di 2023 serta sebagai upaya menyantukan langkah menangani stunting di 2024,” ungkapnya.
Kustini menambahkan, keberhasilan menurunkan stunting tidak lepas dari kerja sama semua pihak. Salah satunya yang dilakukan oleh Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) di Kabupaten Sleman.
“Tentunya penanangan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga oleh organisasi kemasyarakatan guna memaksimalkan dalam upaya pencegahan,” kata Kustini. (David Kurniawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pilpres 2024 Usai, Anis Ajak Masyarakat Aceh Lanjutkan Perjuangan Perubahan
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA dan Sekitarnya, Cek Titik Lokasinya
- Prakiraan Cuaca di Jogja Jumat 3 Mei 2024, Simak di Sini
- Mau Keliling Jogja, Berikut Rute dan Jalur Bus Trans Jogja
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 3 Mei 2024, Update Tol Jogja YIA Hingga Daftar Bank Bangkrut
- Aldika Rasakan Langsung Berbagai Manfaat Program JKN
Advertisement
Advertisement