Advertisement

Calon Haji Diminta Waspadai Cuaca Panas di Tanah Suci, Begini Tips dari Dinkes Gunungkidul

Andreas Yuda Pramono
Minggu, 12 Mei 2024 - 20:17 WIB
Arief Junianto
Calon Haji Diminta Waspadai Cuaca Panas di Tanah Suci, Begini Tips dari Dinkes Gunungkidul Ibadah haji oleh jemaah haji / Foto ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mengimbau kepada calon haji (calhaj) asal Gunungkidul untuk menjaga kesehatan setelah tiba di Arab Saudi. Pasalnya, cuaca panas di Arab Saudi dapat mencapai suhu 50 derajat Celcius.

Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono menegaskan kesehatan penting karena dapat menentukan kelancaran ibadah haji. Sebab itu, dia memberikan empat tips praktis yang dapat dipraktikkan calhaj.

Advertisement

Pertama, meski calhaj merasa tidak haus, mereka tetap harus minum air putih. Begitupun apabila mereka tidak lapar, calhaj tetap harus makan secara terjadwal.

Kedua, calhaj perlu beristirahat cukup agar imunitas atau daya tahan tubuh tetap tinggi. Ketiga, calhaj perlu melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), menggunakan masker, dan menggunakan payung apabila berada di bawah panas terik matahari.

“Keempat mereka perlu membasahi wajah menggunakan handuk basah atau kanebo basah atau selalu membawa semprotan air,” kata Ismono dihubungi, Minggu (12/5/2024).

BACA JUGA: Jemaah Calon Haji Antisipasi Dampak Gelombang Panas di Arab Saudi

Penyakit yang biasa diderita calhaj saat tiba baik di Madinah maupun di Makah adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) seperti batuk, filek. Panyakit itu disebabkan oleh peralihan cuaca, dari cuaca lembab ke kering. Perlu adaptasi. Kasus terbanyak lain adalah dehidrasi karena cuaca panas.

“Kami menyarankan jemaah calon haji harus banyak minum. Kalau perlu minumannya ditambah suplemen vitamin dengan kandungan elektrolit, misalnya dengan oralit sebagai cairan untuk mencegah dehidrasinya,” katanya.

Adapun Staf Jabatan Fungsional Umum Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kankemenag Gunungkidul, Tomi Adhe Krisna mengatakan di setiap kloter haji telah ada ketua kloter dan pembimbing ibadah kloter. Kloter-kloter tersebut juga dilengkapi petugas kesehatan yang terdiri dari dua dokter, dua tenaga kesehatan, dan satu tenaga umum. “Di dalam kloter juga sudah dibentuk ketua rombongan dan ketua regu,” kata Tomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Owa Jawa Terancam Punah, Tim Ekspedisi Lakukan Pendataan

News
| Sabtu, 28 September 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement