Tiga Kelurahan Sabet Penghargaan Best Practice Penanganan Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, UMBULHARJO— Tiga kelurahan di Kota Jogja menyabet Penghargaan Best Practice dalam upaya penanganan stunting. Ketiganya adalah Kelurahan Wirobrajan, Tegalrejo, dan Gunungketur.
Penghargaan ini diserahkan secara langsung oleh Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo kepada masing-masing lurah dan mantri pamong praja di Balai Kota Jogja, Rabu (15/5/2024).
Advertisement
Singgih mengatakan penghargaan ini tak lepas dari tingginya komitmen pemangku wilayah untuk menekan angka prevalensi stunting. Selain itu, juga ada peran serta dari berbagai pihak. Mulai dari berbagai OPD di lingkungan Pemkot Jogja hingga perusahaan-perusahaan swasta dalam bentuk CSR.
BACA JUGA: 15 Kelurahan di Jogja Masih Belum Mampu Tekan Stunting, Ini yang Dilakukan Pemerintah
"Tidak hanya komitmen saja, semoga bisa diimplementasikan dan menjadi motivasi maupun inspirasi bagi wilayah lainnya," ujar Singgih.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja Emma Rahmi Aryani menjelaskan penghargaan ini diberikan lantaran maksimalnya implementasi intervensi angka stunting. Diharapkan kelurahan lainnya bisa meniru prestasi ini.
Emma menambahkan, sejauh ini pihaknya telah gencar menekan angka stunting. Tujuannya untuk mencapau target prevalensi stunting kurang dari 12 persen. Misalnya, gencarnya aksi bergizi ke beberapa sekolah SMP dan SMA dengan pemberian tablet tambah darah.
Selain itu, katanya, ibu hamil juga didorong untuk melakukan paling tidak enam kali antenatal care (ANC) atau pemeriksaan
"Dua diantaranya dengan USG yang dilakukan minimal di puskesmas selain itu juga dilakukan pemberian tablet penambah darah," ujar Emma.
Setelah melahirkan, ibu juga diminta terus memantau kesehatan balitanya, utamanya terkait tumbuh kembang anak dengan cara rutin mendatangi posyandu dan melakukan imunisasi lengkap.
Emma menambahkan, ada dua rumah sakit yang menjadi rujukan khusus stunting di Kota Jogja. Keduanya adalah RS Pratama dan RS DKP. Tahun lalu ada sekitar 5 persen atau 600 balita yang dirawat di Pratama mauoun DKP. Sementara, hingga Mei tahun ini tercatat hanya ada 196 balita.
"Di Kota Jogja terdapat rumah pemulihan gizi yang difungsikan untuk merawat balita yang gizi buruk. Setiap balita yang ke posyandu lalu tidak mengalami kenaikan saat penimbangan, harus dirujuk ke puskesmas," tuturnya.
Lurah Wirobrajan Sri Suwardani menuturkan berbagai inovasi dan upaya dilakukan hingga akhirnya penghargaan Best Practice penanganan stunting bisa dicapai.
Dani, sapaannya, mengaku turut bekerja sama dengan gerakan Gandeng-Gendong dalam upaya penyediaan makanan tambahan bagi anak stunting. Setiap satu minggu sekali pihaknya juga melakukan pemantauan dan pemberian makanan tambahan.
“Sekarang ada 14 anak stunting dengan gejala tinggi badan dan berat badan berkurang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
Advertisement
Advertisement