Advertisement
HARI BAKTI DOKTER INDONESIA 2024: Peran Jamu dalam Dunia Kesehatan Harus Didukung

Advertisement
BANTUL—Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggelar seminar bertajuk Saintifikasi Jamu di Hotel Grand Rohan Bantul, DIY, Jumat (17/5/2024). Seminar digelar dalam rangka peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) 2024.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI, Moh. Adib Khumaidi, menuturkan jamu sebagai obat tradisional warisan leluhur bangsa Indonesia merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Advertisement
Selain itu, Budaya Sehat Jamu juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO dalam Sidang Ke-18 Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda di Kasane, Botswana, Desember 2023.
Dijelaskan Adib, IDI mendukung upaya mengangkat budaya pemanfaatan kesehatan tradisional termasuk jamu, melalui saintifikasi jamu yang tetap berdasarkan pembuktian ilmiah (evidence based medicine) sesuai ketentuan yang ada dalam Peraturan Presiden RI No.54/2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu.
BACA JUGA: Alun-Alun Temanggung Disebut Seperti Kuburan, Pj Bupati: Saya Akan Hidupkan
Menurutnya, selama dua dekade terakhir, pelayanan kesehatan tradisional semakin populer dan diminati masyarakat. Meningkatnya minat masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tradisional tercermin dari meningkatnya pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional oleh masyarakat maupun penyedia layanan kesehatan. “Tidak berbeda dengan obat modern, obat tradisional juga dapat dimanfaatkan dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif,” ujarnya.
Ketua IDI DIY, Joko Murdiyanto, menyampaikan sosialisasi saintifikasi jamu merupakan salah satu bagian utama dari rangkaian kegiatan HBDI ke-116 di DIY. Selain itu, IDI DIY juga menyelenggarakan bakti sosial operasi bibir sumbing di RSUD Sleman, operasi katarak dan paparan unggulan daerah binaan stunting IDI DIY di RS Nur Hidayah, Bantul. “Pasien yang akan operasi katarak dan bibir sumbing adalah pasien tidak mampu dan tidak memiliki asuransi apapun termasuk BPJS,” ujarnya. Menurutnya, bakti sosial HBDI ke-116 secara serentak diselenggarakan oleh 462 cabang IDI dan 35 wilayah di Indonesia. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jumlah Korban Tewas Akibat Ledakan Misterius di Iran Tembus 40 Orang
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Potensi Bencana di Kabupaten Bantul Bertambah, dari 9 Potensi Menjadi 11 Potensi
- Pemkot Jogja Hanya Mampu Menangani Ratusan RTLH pada Tahun Ini
- Kasus Mbah Tupon di Kasihan Ditangani Polda DIY
- Pemkab Gunungkidul Alokasikan Rp5,8 Miliar untuk Program Air Bersih, Ini Lokasi Pembangunannya
- 5 Tempat Jadi Kandidat Lokasi Sekolah Rakyat di Kulonprogo
Advertisement
Advertisement