Advertisement
Antisipasi Kekeringan, Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Bantul Dipercepat
![Antisipasi Kekeringan, Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Bantul Dipercepat](https://img.harianjogja.com/posts/2024/05/22/1175355/selokan-irigasi.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul melakukan percepatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) untuk mengantisipasi kekeringan pada lahan pertanian.
Kepala Bidang Sarana Prasarana Pertanian, DKPP Bantul, Arifin Hartanto menargetkan agar RJIT rampung sebelum Juli 2024. Hal itu lantaran setelah Juli 2024 diperkirakan tidak akan turun hujan.
Advertisement
"Kami dorong agar pembangunan jaringan irigasi selesai sebelum Juli [2024]," katanya, Rabu (22/5/2024).
Dia menuturkan tahun 2024 ada total 19 kelompok tani yang mendapatkan RJIT. Jumlah tersebut terbagi menjadi 11 kelompok tani mendapatkan rehabilitasi jaringan irigasi air tanah dangkal, dan 8 kelompok tani mendapatkan rehabilitasi bangunan pelengkap irigasi.
BACA JUGA: Warga Bantul Tenggelam di Sungai Progo, Bekas Tambang Sulitkan Petugas Pencarian
Alokasi RJIT tahun 2024 diberikan kepada kelompok tani di wilayah Dlingo, Pleret, Piyungan, Sedayu, Pandak, Imogiri, Jetis, Bantul, dan Sewon.
Selain itu, menurut Arifin, saat ini ada lebih dari 5 ribu pompa air yang dimiliki petani. Sehingga, menurutnya petani dapat memanfaatkan pompa tersebut bersama kelompoknya apabila terjadi musim kemarau. Selain itu, belum lama ini DKPP Bantul juga mendapatkan alokasi pompa air dari Pemerintah Pusat mencapai 52 unit.
“Pompa air yang ada, kalau dipakai bersama [kelompok tani] asumsi kami mencukupi [kebutuhan pompa air petani]," ujarnya.
Dia menuturkan pihaknya juga telah mengimbau ke beberapa kelompok tani di wilayah yang rawan mengalami kekeringan, antara lain di Pundong, Srandakan, Sanden, dan Imogiri untuk mewaspadai potensi kekurangan air selama musim kemarau. Disana sebagain besar petani pun telah memiliki sumur bor di lahan persawahannya, sehingga kebutuhan air di lahan persawahan dapat tercukupi.
"Setiap bulan dalam rapat koordinasi, kami sampaikan ke petani terkait prakiraan [potensi bencana setiap musim] dari BMKG," katanya.
Dari situ, dia berharap petani dapat mengantisipasi kekurangan air selama musim kemarau. Dia berharap musim kemarau kali ini tidak berpengaruh besar terhadap pertanian di Bantul.
Sedangkan Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo menuturkan hingga saat ini belum ada daerah yang melaporkan mengalami kekeringan. Karena itu, dia pun masih merekomendasikan agar petani tetap menanam padi-padi-padi di tahun ini.
Menurutnya, apabila nanti terjadi kekeringan, pihaknya akan merekomendasikan agar petani menanam padi umur pendek atau tanaman pangan lain yang tidak memerlukan banyak air.
"Sampai saat ini belum ada kekeringan. Nanti kalau kemarau kita cari komoditas lain [tidak perlu banyak air]," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/16/1178126/screenshot_20240616-051112_chrome.jpg)
Dikabarkan Hilang di Pulau Padamarang, Suhrin Dievakuasi Basarnas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BEDAH BUKU: Melalui Buku, DPAD DIY Edukasi Masyarakat Soal Sampah
- Jadwal Layanan SIM di Sleman, Sabtu 15 Juni 2024, Cek di Sini
- Layanan SIM di Bantul Selama Juni 2024, Cek Lokasinya di Sini
- Berikut Jadwal Pelayanan SIM di Kota Jogja Juni 2024
- 1.008 Lakalantas di Bantul Tewaskan 71 Orang dari Januari-Juni 2024
Advertisement
Advertisement