Warisan Budaya Rempah Persatukan Negara ASEAN
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Warisan budaya rempah-rempah ternyata mampu menyatukan negara ASEAN. Rempah terbukti memberikan pengaruh peradaban yang luar biasa di Asia Tenggara. Delegasi 11 negara ASEAN yang terdiri atas praktisi dan akademisi membahas isu ini dalam ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians selama sepekan sejak Minggu (26/5/2024) hingga Sabtu (31/5/2024) di Jogja dan Magelang.
Kegiatan yang digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan Sekretariat ASEAN bertujuan untuk melakukan tukar pengetahuan dan pengalaman tentang budaya rempah di masing-masing negara.
Advertisement
BACA JUGA : Menurunkan Berat Badan dengan Rempah Dapur
Delegasi tersebut diajak mengunjungi rumah rempah di Desa Karang Rejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Desa ini memiliki banyak rempah-rempah, bahkan hasilnya bisa ditanam dan dipetik di halaman rumah warga. Sehingga para peserta mendapatkan pengalaman dan edukasi langsung terkait rempah.
"Faktanya bahwa rempah ini telah banyak mengubah cara hidup kita, oleh karena itu harus terus dikembangkan untuk dimanfaatkan lebih luas di negara ASEAN, karena rempah ini terbukti menyatukan negara ASEAN," kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Selasa (28/5/2024).
Usai beberapa hari melakukan kunjungan di Magelang, Delegasi negara ASEAN kemudiakan melakukan diskusi di Auditorium Sekolah Pasca Sarjana UGM, Selasa (28/5/2024). Materi diskusi seputar rute jalur rempah dan pengaruhnya terhadap peradaban Asia Tenggara, sekaligus memperdalam rencana kolaborasi untuk menciptakan inovasi, kreativitas, bahkan produk bersama terkait budaya rempah dan Gastronomi antarnegara ASEAN.
Indonesia menginisiasi rencana nominasi Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia. Oleh karna itu pertemuan melibatkan delegasi negara ASEAN tersebut menjadi momentum untuk semakin menguatkan warisan bersama rempah di Asia Tenggara. Mengingat sebelum eksplorasi bangsa Eropa, Asia Tenggara telah menjadi pusat perdagangan rempah dunia, menghubungkan timur dan barat.
"Rempah bahkan tidak hanya sebagai komoditas, namun juga membawa nilai, tradisi, dan pertukaran budaya. Sehingga kegiatan ini menjadi langkah penting dalam mempererat hubungan budaya negara ASEAN melalui warisan budaya rempah," ujarnya.
Koordinator Kerja Sama Internasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek Darmawati mengatakan melalui diskusi tersebut harapannya dapat sing bertukar pikiran terkait rempah di setiap negara ASEAN. "Sehingga menjadi hal positif untuk langkah ke depan dalam menuju nominasi bersama Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia," katanya.
Diskusi tersebut menghadirkan narasumber Kepala Pusat Studi ASEAN UGM Dafri Agussalim sejarawan UGM Sri Margana. Dafri menilai diskusi tentang rempah tersebut sekaligus untuk mengoreksi sejarah melalui berbagai temuan dan masukan dari delegasi. Karena rute rempah tersebut bernuansa kolonialisme dan menjadi pintu masuk imperialisme kolonialisme.
"Tetapi melalui budaya rempah ini justru menjadi elemen yang menyatukan negara ASEAN, karen menjadi solidaritas pengalaman bersama dari masa lalu yang entah itu baik maupun buruk," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
Advertisement
Advertisement