Advertisement
Kasus DBD di Gunungkidul Melonjak Empat Kali Lipat, Korban Jiwa Empat Orang
![Kasus DBD di Gunungkidul Melonjak Empat Kali Lipat, Korban Jiwa Empat Orang](https://img.harianjogja.com/posts/2024/05/29/1176180/aedes-aegypti-freepik.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Gunungkidul melonjak empat kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. Ada empat korban jiwa akibat penyakit ini.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul merilis data terbaru jumlah kasus DBD per Rabu (29/5/2024) pukul 14.40 WIB. Dari data tersebut, jumlah kasus mencapai 976.
Advertisement
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco, sempat mengatakan jumlah kasus DBD per Rabu pukul 10.53 WIB mencapai 803 kasus. “Ada pembaruan data per Rabu 29 Mei pukul 14.40 WIB. Angka kasus DBD total menjadi 976,” kata Hery.
Padahal, kasus dari awal tahun hingga pertengahan Mei lalu, jumlahnya masih 666. Hanya dalam rentang sekitar 15 hari, pertambahan kasus mencapai 310. Rincian kasus DBD tersebut yaitu pada Januari 75 kasus, Februari 204 kasus, Maret 351 kasus, April 239 kasus, dan Mei 107 kasus. Kasus DBD paling banyak di Kapanewon Wonosari dan Paliyan. Dari jumlah itu, total kematian mencapai empat orang.
Kasus kematian terbaru akibat DBD menimpa bocah enam tahun asal Kalurahan Kalitekuk, Kapanewon Semin. Menurut Hery, bocah tersebut sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Panti Rahayu sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Jogja. Di RSUP itu juga, bocah itu meninggal pada Jumat (17/5/2024).
Empat hari sebelum itu, seorang anak perempuan 15 tahun juga meninggal karena kasus yang sama di RS swasta di Jogja. Dia meninggal dunia ketika masuk dalam fase dengue shock syndrome (DSS).
Dengan adanya kasus kematian di Kalurahan Kalitekuk, total ada empat kasus kematian akibat infeksi virus dengue melalui perantara nyamuk Aedes aegypti. Total kasus DBD di Gunungkidul melonjak hampir empat kali lipat dibandingkan dengan total kasus DBD sepanjang 2023 yang hanya menyentuh angka 260 kasus dengan satu kematian. Sementara, total kasus DBD pada 2022 ada 457 kasus dengan tiga kematian dan pada 2021 ada 189 kasus dengan tiga kematian.
BACA JUGA: Teror Penguntitan Brimob Terhadap Jampidsus, Kejagung: Sudah Dilaporkan ke Pimpinan
Ketika ditemui di Kompleks Pemkab Gunungkidul, Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono, mengatakan jawatannya sudah selesai membahas anggaran tambahan untuk melakukan fogging.
“Kalau disetujui, anggaran itu mudah-mudahan dapat kami pakai untuk penanganan DBD,” kata Ismono, Senin (27/5/2024).
Ismono menambahkan penambahan anggaran telah memperhitungkan upaya surveilans kasus, upaya pengendalian vektor dan vektor pembawa penyakit, serta pengadaan insektisida dan larvasida.
Ismono mengatakan Gunungkidul adalah daerah endemis DBD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/24/1179028/server-ilustrasi-freepik.jpg)
Server Pusat Data Nasional Down Empat Hari, Pengguna Diminta Backup Data
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/22/1178793/pesawat.jpg)
Inilah Rute Penerbangan Terpendek di Dunia, Naik Pesawat Hanya Kurang dari 2 Menit
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Bupati sampai Ketua DPRD Dapat Jatah Pertama Coklit Pilkada Kulonprogo
- Catat Jadwalnya! Dinkes Gunungkidul Gelar Vaksin JE September Mendatang
- Mulai Hari Ini, RS Panti Rahayu Gelar Pemeriksaan Mata, Per Hari Ditarget 100 Orang
- Semarak & Khidmat, PCA Ngampilan Gelar Resepsi Milad Aisyiyah ke-107
- Kembangkan Klaster Herbal, Kelurahan Rejowinangun Gelar Pelatihan Pembuatan Jamu
Advertisement
Advertisement