Advertisement

Ganti Rugi Lahan Tol Jogja YIA Capai Rp4 Juta Per Meter Persegi

Catur Dwi Janati
Rabu, 05 Juni 2024 - 19:42 WIB
Budi Cahyana
Ganti Rugi Lahan Tol Jogja YIA Capai Rp4 Juta Per Meter Persegi Proyek Tol Jogja Solo. Tol Jogja Solo akan menyambung hingga Yogyakarta International Airport atau YIA di Kulonprogo. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Ganti rugi Tol Jogja-Yogyakarta International Airport (YIA) di Pedukuhan Rajek Lor dan Rajek Ngemplak, Tirtoadi, Sleman, disepakati di angka Rp3 juta sampai Rp4,3 juta per meter persegi.

Carik Tirtoadi, Muh. Ridwan, mengungkapkan musyawarah dengan pemilik lahan terdampak Tol Jogja-YIA telah digelar beberapa waktu lalu. Di Tirtoadi, sejumlah lahan di dua pedukuhan akan dilewati Tol Jogja-YIA. Lahan tersebut masing-masing berada di Pedukuhan Rajek Lor dan Rajek Ngemplak.

Advertisement

"Kemarin sudah musyawarah, musyawarah hasil appraisal," kata Ridwan ditemui di Kalurahan Tirtoadi, Rabu (5/6/2024).

BACA JUGA: DPRD Kota Jogja Anggarkan Pengadaan 2 Mesin Insinerator, Ditargetkan Siap Pakai Tahun Depan

Menurut Ridwan, lebih dari 160 bidang tanah terdampak pembangunan Tol Jogja-YIA. Ridwan mengungkapkan nilai ganti rugi untuk pemilik lahan di angka Rp3 juta sampai Rp4,3 juta per meter persegi. "Kayaknya paling tinggi sekitar Rp4,3 juta. Terendah Rp3 juta. Tetapi saya belum tahu semuanya," ujar dia.
Ridwan menambahkan warga terdampak telah menyetujui nilai appraisal yang diberikan meskipun sebelumnya ada warga yang menilai bidang tanahnya belum terhitung. "Tetapi setelah dimusyawarahkan, sudah ada kesepakatan," ujar dia.

Di daerah Tirtoadi, Tol Jogja-YIA melewati kawasan permukiman warga. Bidang tanah yang akan dilewati jalan bebas hambatan lanjutan Tol Jogja-Solo ini juga banyak yang berupa permukiman, ketimbang lahan pertanian. "Lebih banyak permukiman, yang sawah itu lebih ke tanah kas desa," ujarnya.

Ridwan menambahkan rencana relokasi lima makam terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA di Kalurahan Tirtoadi terus dimatangkan. Gambarannya, ada sejumlah makam terdampak tol yang direlokasi menjadi satu makam, ada pula makam yang saat direlokasi akan dipisah menjadi dua makam. Secara umum, lima makam yang dilewati proyek Tol Solo-Jogja-YIA di Tirtoadi dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, makam yang terdampak Tol Jogja-Solo, dan kedua, makam yang terdampak pembangunan Tol Jogja-YIA.

Makam yang terdampak Tol Jogja-Solo ada empat. Tiga makam berada di Pedukuhan Kaweden dan satu makam lainnya di Ketingan. Tiga makam di Kaweden akan dipindahkan ke satu areal makam besar.

Sementara, satu makam di Ketingan adalah makam Kiai Kromo Ijoyo atau Mbah Celeng. Mendiang dipercaya oleh warga setempat merupakan warga pertama yang tinggal di daerah tersebut dan menjadi cikal bakal Pedukuhan Ketingan. Makam Mbah Celeng akan direlokasi di wilayah Ketingan yang lokasinya tak jauh dari makam sekarang.

Di sisi lain, satu permakaman terdampak Tol Jogja-YIA di daerah Tirtoadi rencananya dipisah menjadi dua makam saat proses relokasi. Pasalnya makam tersebut kini digunakan dua pedukuhan yang berbeda, Pedukuhan Rajek Lor dan Pedukuhan Rajek Ngemplak. Warga meminta makam tersebut bisa dipisah menjadi dua makam saat direlokasi. "Kemarin permohonan mereka akan dipisah, seusai dengan padukuhannya," ungkapnya.

BACA JUGA: Proyek Jembatan Pandansimo di Atas Sungai Progo Dikebut untuk Antisipasi Cuaca Ekstrem

Kelima makam terdampak Tol Jogja-Solo-YIA di Tirtoadi berdiri di atas tanah kas desa, bukan tanah wakaf. Lokasi pengganti pun disiapkan pada tanah kas desa di Kalurahan Tirtoadi.

Adapun proyek Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman akan mulai dikerjakan di tengah Ring Road Utara pada pertengahan bulan ini.
Pejabat Humas PT Adhi Karya yang membangun Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2, Agung Murhandjanto, menjelaskan fasilitas jalan seperti separator, lampu penerangan, pohon, maupun rambu di jalan Ring Road akan direlokasi terlebih dahulu sebelum proyek bergulir.

Pelaksana proyek tol akan menunggu skenario rekayasa lalu lintas yang mungkin diterapkan dari pihak yang berwenang. "Kami enggak bisa putuskan sendiri, harus bersama-sama. Yang jelas, badan jalan yang digunakan di tengah itu 12 meter, kami kasih beton pembatas kiri kanan, kemudian kami kasih seng atau pagar penutup," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya Peluang Maju Pilkada 2024, Sandiaga Uno: Tunggu Surat Tugasnya

News
| Senin, 01 Juli 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Harga Tiket Masuk Museum Benteng Vredeburg dan Jam Buka

Wisata
| Sabtu, 29 Juni 2024, 16:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement