Advertisement
Kemarau Panjang, 23 Kalurahan di Kulonprogo Rawan Kekeringan

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Sebanyak 23 kalurahan di tujuh kapanewon wilayah Kulonprogo masuk kategori rawan kekeringan saat kemarau panjang 2024 ini. Puluhan kalurahan itu tersebar di Kapanewon Samigaluh, Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Pengasih, Panjatan, dan Sentolo.
Kepala BPBD Kulonprogo, Taufik Prihadi menjelaskan instansinya pun menyiapkan mitigasi kemarau panjang, terutama ancaman bencana kekeringan di Bumi Binangun. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh kalurahan yang masuk kategori rawan kekeringan itu.
Advertisement
Koordinasi yang dilakukan BPBD Kulonprogo terhadap 23 kalurahan itu, jelas Taufik, meliputi prosedur pengajuan bantuan droping air dan manajemen sumber air. "Sudah kami sampaikan agar Lurah atau pamong kalurahan lain aktif membantu warga yang mengalami kekeringan, permohonan droping air mesti dikelola dengan baik oleh pemerintah kalurahan," jelasnya, Selasa (28/6/2024).
Taufik menerangkan proses pemantauan pemerintah kalurahan yang rawan kekeringan dipastikan ditingkatkan agar krisis air berkepanjangan tak terjadi saat kemarau ini. "Kalurahan tidak hanya mengetahui adanya droping air, tapi lebih aktif memanajemen permohonan air agar efektif dan efisien," paparnya.
Mitigasi krisis air di Bumi Binangun, jelas Taufik, juga dilakukan dengan instansi lain terutama PMI dan Dinsos Kulonprogo. "Mengingat ada keterbatasan pada kami entah anggaran atau sarana prasarana, maka kami juga sudah koordinasi dengan PMI dan Dinsos agar dapat memenuhi kebutuhan air saat ada permintaan droping yang masuk juga," terangnya.
Koordinasi dengan BMKG, lanjut Taufik, juga dilakukan di mana diketahui prediksi sementara kemarau akan terjadi hingga September 2024 nanti. "Prediksi ini jadi bahan kami untuk menyusun strategi agar mitigasi yang ada dapat lebih maksimal," ujarnya.
Sementara itu Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawa menyebut belum ada permohonan droping air yang masuk hingga Selasa (18/6/2024). Selain droping air, Budi menyebut masyarakat perlu mengecek debit air di sumber-sumber yang sehari-hari digunakannya.
Pengecekan debit sumber air diperlukan, jelas Budi, karena pantauan BPBD Kulonprogo sudah mulai terjadi penurunan volume air di Kulonprogo. Ia menjelaskan sumber-sumber air yang ada kini perlu terus dijaga dan dilestarikan agar kekeringan di Kulonprogo tak makin meluas.
Budi menjelaskan manajemen air sangat penting dalam menghadapi musim kemarau dimana mesti hemat dan efektif. "Pesan kami juga untuk menghadapi kemarau ini biasanya terdapat kebakaran lahan, ini juga perlu ditingkatkan kewaspadaannya, meskipun belum ada kejadian, masyarakat perlu hati-hati agar tak ada kebakaran lahan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Semeru Meletus Lagi Pagi Ini, Tinggi Letusan Capai 700 Meter
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Rabu 21 Mei 2025: Jemaah Haji Termuda DIY, Motif Perusakan Makam, Hasil Crystal Palace vs Wolves, Gojek soal Demo Pengemudi Ojol
- Belasan Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan untuk Padamkan Kebakaran Pabrik Garmen di Ngaglik
- Jogja Food Beverage Expo 2025 Resmi Dibuka, Sinergi dengan 3 Pameran Lain
- Perhatian! Ada Pemadaman Listrik Siang Ini di Gunungkidul hingga Pukul 16.00 WIB
- Hari Kebangkitan Nasional ke-117, DIY Berkembang Bersama Pemuda dan Dunia Digital
Advertisement