Advertisement
Terdampak Tol Jogja-Solo Trihanggo-Junction Sleman, Nasib 2 Masjid Tunggu Administrasi Wakaf
Suasana proyek Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 di Tirtoadi pada Kamis (6/6/2024).Catur Dwi Janati - Harian Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sebanyak dua masjid dipastikan terdampak pembangunan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman.
Humas PT. Adhi Karya selaku kontraktor pembangunan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2, Agung Murhandjanto mengatakan saat ini proses pembangunan masjid terdampak tol masih berproses di panitia wakaf.
Advertisement
Bila proses administrasi wakaf ini rampung, barulah pihak tol dapat membangun masjid yang baru di lahan pengganti. "Karena kami harus menyerahkannya itu ke Badan Wakaf yang di bawah Kementerian Agama, serah terimanya ke situ untuk penggantiannya," kata Agung, Kamis (20/6/2024).
Di trase pembangunan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman ada dua masjid yang terdampak. Masjid-masjid itu nantinya akan dibangun baru di lokasi tanah pengganti.
Pihak tol sudah menyiapkan anggaran untuk pembangunan masjid baru, hanya saja untuk pembangunannya harus menunggu administrasi wakaf rampung. "Tanah penggantinya sudah siap dan danaya juga siap, tapi prosesnya kan harus sidang dulu di Badan Wakaf," tegasnya.
BACA JUGA: Tol Jogja-YIA Belum Ada Kelanjutan, Warga Terdampak di Kulonprogo Mulai Resah
Februari lalu, Penyelenggara Zakat dan Wakaf, Kankemenag Sleman, Sigit Purnomo menyampaikan tidak adanya penambahan tanah wakaf terdampak Tol Jogja-Solo maupun Tol Jogja-Bawen di Sleman. Total hanya ada 12 tanah wakaf terdampak tol yang delapan di antaranya berbentuk masjid, dua musala, satu pondok pesantren dan satu lahan produktif. "Sampai sekarang belum ada penambahan lagi data ke kami. Masih itu [jumlahnya]," tegasnya.
Nantinya tanah-tanah wakaf terdampak tol akan diganti dengan skema ruislag. Dalam pemilihan tanah wakaf pengganti, ada beberapa kriteria yang harus diterapkan.
Selama tanah pengganti dan bangunan serupa belum dibangun di lokasi yang baru, tanah-tanah wakaf terdampak tol masih digunakan oleh masyarakat seperti biasanya.
"Kriterianya kan harus minimal harus [luasnya]. Harganya juga tidak jauh dari yang lama. Terus yang jelas pihak yang menggunakannya itu tetap nyaman, jangan telah jauh. Artinya penggunanya tidak terlalu terganggu dengan penggantinya. Kriteria itu yang mungkin agak susah, perlu waktu," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Berkisah, Game Karya Dua Siswi SMAN 5 Jogja Latih Anak Kelola Emosi
- Cerita Penerima Ganti Rugi Tol di Kulonprogo, Didatangi Sales dan Bank
- Dendam Lama, Nelayan Tusuk Warga Parangtritis Pakai Cula Ikan Pari
- Terjadi Lagi, Puluhan Siswa dari 3 Sekolah di Sleman Keracunan MBG
- Hama Tikus Masih Mengancam Petani Potorono, Khawatir Gagal Panen
Advertisement
Advertisement




