BPBD DIY Mewaspadai Potensi Kebakaran Lahan di Areal Gunung dan Perbukitan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—BPBD DIY mengimbau masyarakat yang tinggal di areal pegunungan untuk mewaspadai potensi munculnya kebakaran lahan. Musim kemarau yang mulai masuk di wilayah setempat disinyalir rentan menyebabkan fenomena kebakaran lahan terutama di perbukitan dan pegunungan.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad mengakui wilayahnya memang rentan terjadi kebakaran lahan saat musim kemarau. Oleh karenanya ia meminta masyarakat agar tidak membakar sampah di lahan kering terutama di hutan atau di tempat yang mudah terbakar.
Advertisement
"Semua pihak harusnya ikut membantu terutama dari kesadaran masyarakat ketika membuka lahan itu banyak yang membakar. Harapanya jangan dibakar karena mudah sekali menjalar apalagi kalau misalnya kekeringan itu disertai dengan angin kencang," katanya, Senin (24/6/2024).
Ia menyebut, Satlinmas dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) nantinya akan bergerak memeberikan kesadaran kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah sembarangan. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan BMKG yang menyatakan kemarau kering baru akan terjadi di dasarian dua dan tiga di bulan Juli.
"Kalau Juni masih kemarau basah, artinya kemarau terus tiba-tiba ada hujan ringan," ujarnya.
Selain itu, personel Dankarmat di tiap kabupaten kota juga sudah diperingatkan untuk senantiasa waspada dengan potensi kebakaran lahan. Setiap wilayah nantinya diminta untuk saling mendukung jika insiden kebakaran terjadi di suatu titik.
"Artinya tidak terbatas pada lingkup wilayah administrasi, karena kami sudah ada perjanjian dengan kabupaten/kota. Misal ada kejadian di Sleman maka wilayah kota atau Bantul dan Kulonprogo bisa ikut membantu memadamkan," ungkapnya.
Ditambahkan, pada tahun lalu ada sebanyak 530 kasus kebakaran lahan yang ada di DIY. Sementara kebakaran rumah mencapai angka 35-50 kasus. "Yang paling banyak memang kebakaran hutan tetapi itu skalanya kecil-kecil. Faktor yang dominan penyebabnya karena kelalaian dan membakar sampah ditinggal," pungkasnya.
Sebelumnya Stasiun Klimatologi DIY mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis belum lama ini yang ditandai dengan berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan dan seterusnya.
Kepala Stasiun Klimatologi DIY Reni Kraningtyas mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga tanggal 20 Juni 2024 dan prakiraan peluang curah hujan dua dasarian kedepan, maka terdapat potensi kekeringan meteorologis dengan status siaga.
"Artinya telah mengalami hari tanpa hujan >31 hari dan prakiraan curah hujan rendah <20 mm/dasarian dengan peluang terjadi diatas 70% di Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul," jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat serta pemerintah daerah setempat yang berada dalam wilayah peringatan dini untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis ini pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan.
"Juga pengurangan ketersediaan air tanah dan peningkatan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KAI Amankan 7.200 Barang Milik Penumpang, Total Senilai Rp11,4 Miliar
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
- Puluhan Pengumpul Sampah Datangi Rumah Cabup Sleman Harda Kiswaya, Sampaikan Keluhan dan Harapan
- Rutin Melakukan CSR, Kali Ini The Phoenix Hotel, Grand Mercure dan Ibis Yogyakarta Adisucipto Mengunjungi PAUD Stroberi
Advertisement
Advertisement