Advertisement
BPBD Bantul: Kawasan Makam Raja Imogiri Masuk Dalam Wilayah Rawan Bencana
![BPBD Bantul: Kawasan Makam Raja Imogiri Masuk Dalam Wilayah Rawan Bencana](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/02/1179922/bukit-dermo-bantul.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Ada lima ancaman bencana di Kawasan Makam Raja Imogiri yang menjadi catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul dalam penyusunan kajian risiko bencana di lokasi tersebut.
Sekretaris BPBD Bantul, Ribut Bimo Haryo Tejo menyampaikan bahwa tahun 2023 pihaknya telah menyusun kajian risiko bencana dan rencana kontijensi di Kawasan Makam Raja Mataram Imogiri.
Advertisement
Dari hasil kajian tersebut diketahui bahwa ancaman bencana di kawasan ini meliputi lima ancaman bencana, yaitu gempa bumi, tanah longsor, kebakaran lahan, cuaca ekstrem atau angin kencang, dan banjir.
“Bencana tersebut mengancam 16 dusun di 3 Kalurahan, yaitu Kalurahan Wukirsari, Kalurahan Imogiri, dan Kalurahan Girirejo,” katanya, Selasa (2/7/2024).
Dia menuturkan BPBD Bantul bersama dengan masyarakat, perangkat desa, FPRB, TNI dan Polri ini menggelar gladi lapangan penanggulangan bencana tanah longsor di Kawasan Cagar Budaya Makam Raja Mataram Imogiri, di Balai Kalurahan Kedung Buweng beberapa waktu lalu.
Ribut menuturkan gladi lapangan tersebut untuk menguji dokumen rencana kontijensi tanah longsor yang telah disusun. Selain itu, gladi lapangan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas aparatur dan masyarakat terkait penanggulangan bencana. Termasuk melakukan pengurangan risiko bencana bersama masyarakat.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menuturkan Bantul merupakan salah satu daerah yang kerap dilanda bencana, sehingga kegiatan simulasi bencana diperlukan.
"Simulasi bencana dilakukan dengan tujuan membiasakan masyarakat jika terjadi bencana," katanya.
Menurutnya Pemkab Bantul berupaya terus menyiapkan masyarakat dalam menghadapi bencana, salah satunya dengan menyelenggarakan gladi kebencanaan hingga relokasi warga yang ada di titik rawan bencana.
Lebih lanjut menurut Halim, kebudayaan gotong royong dalam menghadapi bencana harus terus dilestarikan. Menurutnya, solidaritas antar manusia diperlukan saat menghadapi bencana.
“Solidaritas kemanusiaan harus terus kita pupuk karena Pancasila mengajarkan hal tersebut, karena agama apapun mengajarkan kemanusiaan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/04/1180169/img-20240704-wa0001_copy_2538x1904_1.jpg.jpg)
Buntut PDNS 2 Dibobol Hacker, Dirjen Aptika Kominfo Mengundurkan Diri
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sampah Olahan Kompos dari DLH Kota Jogja di Lahan Pasir Sanden Bantul Akan Diuruk
- Diberi Kuota 28 Ribu Liter Solar Per Bulan, Nelayan Sadeng Hanya Menghabiskan 7 Ribu Liter
- Pengakuan Pelaku Pelecehan Seksual, Beraksi di Tridadi Sleman Karena Frustasi
- Antisipasi Judi Online, Lanal Jogja Periksa Ponsel Prajurit TNI dan ASN
- 1,5 Juta Wisatawan ke Gunungkidul di Semester 1 2024, Pendapatan Capai Rp16,9 Miliar
Advertisement
Advertisement