Pengamat: Generasi Muda Dituntut Mampu Menciptakan Inovasi Demi Menghadapi 2045
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Generasi muda dituntut untuk mampu menciptakan inovasi demi menyongsong Indonesia Emas 2045 dan Indonesia 2060 net zero emission. Upaya menggerakkan inovasi harus terus dilakukan di berbagai bidang menginggat indeks pembangunan SDM Indonesia tak terlalu memuaskan.
Berdasarkan data BPS, sebanyak 22,25% Gen Z di tanah air atau 9,8 juta orang tidak sedang sekolah atau bekerja. Di sisi lain World Population Review mencatat hasil pengukuran rata-rata IQ orang Indonesia di 2023 di angka 78,49, terendah di Asia Tenggara.
Advertisement
Begitu juga Global Innovation Index 2023, Indonesia berada di ranking 61, di bawah Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam hingga Filipina. Tak heran bila perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Hyundai, dan Hyundai memilih berinvestasi ke Vietnam daripada Indonesia.
BACA JUGA : Pemkot Jogja Meluncurkan Inovasi Pungkasi untuk Warga yang Baru Saja Bercerai
"Dengan populasi penduduk yang cukup besar dan angka pengangguran terdidik yang besar pula, tetapi Indonesia tidak dipilih para pemain global untuk berinvestasi," kata Pengamat Pendidikan dan Inovasi Achmad Soegiarto dalam diskusi Obrolan Santai Berwawasan di Kota Jogja, Jumat (19/7/2024).
Oleh karena itu Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan terutama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 dan Indonesia 2060 net zero emissions. Tantangan itu menurutnya dapat diatasi dengan menggerakkan inovasi. Tak harus di ranah digital, inovasi dapat dilakukan di berbagai bidang, oleh siapa saja, dari mahasiswa sampai korporasi.
Oleh karena pria yang perah menjabat Chief Strategy Officer Telkom ini memiliki pemikiran gerakan One Student, One Employee, One Innovation (OSOEOI) di kalangan mahasiswa dan karyawan. Gerakan ini mendorong lahirnya satu inovasi bagi setiap mahasiswa dan profesional. Diinisiasi oleh SPRINT+ yang merupakan entitas yang digagasnya untuk membantu pemerintah dan organisasi nirlaba dalam menghasilkan inovasi.
"Kampus dan perusahaan harus menumbuhkan budaya inovasi. Sudah saatnya kampus menjadi inkubator bahkan akselerator inovasi," kata peraih Asia Education Award di bidang “Outstanding Contribution in Education” dan “Educational Leader of The Year” di Thailand 2023 itu.
Penulis buku Synergy Way of Disruption dan Synergy Way of Ecosystem Collaboration ini menambahkan perusahaan juga wajib terus melahirkan inovasi terutama dalam menghadapi kondisi financial distress. Perusahaan harus mengembangkan strategi dan implementasinya, berpikir besar terhadap masa depan untuk menghasilkan inisiatif besar dan menciptakan produk yang memberikan manfaat dan otentik.
BACA JUGA : Pemkab Bantul Dorong Inovasi untuk Mendorong Produktivitas Pertanian
"Inovasi diharapkan memberi nilai tambah bagi kapabilitas individu ataupun perusahaan, sehingga mampu beradaptasi menghadapi kondisi di masa depan," kata pria yang akan meluncurkan buku Unleashing Innovation: How Organizations Can Cultivate Innovation Catalyst di 2024 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Nataru, Manfaatkan Diskon Tarif Tol 10 Persen, Cek Ketentuannya di Sini
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- Gereja HKTY Ganjuran Bantul Gelar Empat Kali Misa Natal, Ini Jadwalnya
- KAI Tambah 1.400 Perjalanan Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Perumda PDAM Tirtamarta Gelar Wayang Kulit Lakon Wahyu Pulung Warih
- Incar Mahasiswa, Kasus Penipuan Penggelapan Paling Banyak Terjadi di Sleman
- Pusat Oleh-Oleh Diharapkan Mampu Tumbuhkan Ekonomi Jogja
Advertisement
Advertisement