Wujudkan Geopark Jogja Lestari dan Murakabi, Ini yang Dilakukan Pemkab Sleman
Advertisement
SLEMAN—Pemerintah Kabupaten Sleman berkomitmen mendukung penetapan Geopark Jogja sebagai geopark nasional, bahkan menjadi geopark internasional yang ditetapkan oleh UNESCO Global Geopark (UGGP).
Sleman bukan saja kaya akan warisan cagar budaya tetapi juga kaya akan situs warisan geologi (geosite). Dari 15 geosite yang menjadi bagian dari Geopark Jogja, tujuh di antaranya tersebar di wilayah Kabupaten Sleman.
Advertisement
Ketujuh geosite tersebut antara lain kompleks Perbukitan Intrusi Godean di Kapanewon Godean; Kompleks Batuan Merapi Tua Turgo-Plawangan (Pakem); Aliran Piroklastik Bakalan (Cangkringan); Lava Bantal (Berbah); dan Batugamping Eosen (Gamping). Kemudian Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo dan Rayapan Tanah Nglepen. Keduanya berada di Kapanewon Prambanan.
Geosite Tebing Breksi di Kapenewon Prambanan (dok.pemkabsleman)
Sleman juga memiliki dua situs keanekaragaman hayati (biosite), yakni Taman Nasional Gunung Merapi dan Cagar Alam/Taman Wisata Alam Batugamping Eosen, dan juga memiliki situs keanekaragaman budaya (culture site), yaitu Labuhan Merapi.
Melengkapi aspek Geopark Jogja, Sleman juga telah memiliki 56 geoproduk sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar geosite. Geoproduk adalah produk atau jasa yang memiliki keunikan, ramah lingkungan dan berada dalam kawasan geopark.
Bupati Sleman Dra Hj. Kustini Sri Purnomo berkomitmen terus mendorong pengelolaan geosite, biosite, dan culture site, serta geoproduk di Bumi Sembada. Sesuai dengan pilar pengelolaan Geopark Jogja, yaitu konservasi, edukasi, dan ekonomi. Semua itu guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami terus berupaya melakukan perlindungan geopark sebagai cagar alam dengan tetap memaksimalkan fungsinya sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat,” tutur Kustini.
Terapan pengelolaan yang sudah berjalan dengan baik salah satunya adalah Tebing Breksi. Keberadaan situs telah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, pemerintah kalurahan, dan juga Pemkab Sleman karena mampu menjadi atraksi dan menambah lama tinggal wisatawan di Sleman.
Pengoptimalan manfaat ekonomi tersebut dinilai berhasil karena pemanfaatan situs beriringan dengan upaya perlindungan situs sehingga Piroklastik Purba tersebut dapat terus lestari dan memberikan manfaat. Pemerintah Kabupaten Sleman akan terus hadir agar geosite-geosite yang ada di Sleman tetap terlindungi sekaligus juga memberikan efek positif bagi perekonomian warga setempat.
"Kami berharap, Geopark Jogja dapat ditetapkan sebagai geopark nasional sehingga dapat mempercepat perwujudan Sleman sebagai rumah bersama yang cerdas, sejahtera, berdaya saing, menghargai perbedaan, dan memiliki jiwa gotong royong," ungkapnya.
Kustini optimistis ke depan Geopark Jogja dapat menjadi geopark bertaraf internasional melalui penetapan UNESCO Global Geopark (UGGP).
Saparan Budaya Bekakak di Cagar Alam Batu Gamping Eosen. (Dok.pemkabsleman)
Libatkan Masyarakat, Bentuk Forum Geoheritage
Geopark (taman bumi) merupakan wilayah geografi tunggal atau gabungan yang memiliki situs warisan geologi (geosite) dan bentang alam yang bernilai berdasarkan aspek warisan geologi (geoheritage), keragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural diversity).
Seluruh aspek tersebut dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan. Hal tersebut sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Gubernur DIY No.71/2022 tentang Pengelolaan Taman Bumi (Geopark) di Daerah Istimewa Yogyakarta atau lebih dikenal dengan Geopark Jogja.
Regulasi tersebut menjelaskan bahwa kawasan Geopark Jogja meliputi wilayah Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Kota Jogja. Masing-masing kabupaten/kota memiliki forum warisan geologi. Atau forum geoheritage.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa SE menyatakan pelestarian geopark harus melibatkan peran aktif masyarakat, pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota, serta pihak lain yang melakukan aktivitas pengelolaan situs warisan bumi.
Danang mencontohkan Batugamping Eosen. Pelestarian geosite ini dikaitkan dengan budaya lokal upacara adat Bekakak. Keberadaan tradisi yang berkaitan dengan histori pembangunan Kraton Ngayogyakarta itu juga ditujukan membangkitkan perekonomian masyarakat. Hanya, sejauh ini tradisi itu bersifat tentatif. "Menjadi PR kami menjadikan situs-situs idle itu agar bisa mendatangkan manfaat ekonomi secara reguler," katanya.
Atas dasar hal tersebut, Danang meminta dukungan masyarakat untuk bekerja sama mengkreasikan geopark menjadi pusat pendukung ekonomi. Peran aktif masyarakat diwadahi melalui Forum Geoheritage Kabupaten Sleman.
Forum yang dibentuk sebagai wadah koordinasi pengelolaan situs warisan geologi di Kabupaten Sleman itu dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 44 Tahun 2021 tentang Forum Warisan Geologi Kabupaten Sleman Periode Tahun 2021-2024. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 6 Bulan, Penduduk Sleman Bertambah Ribuan Jiwa
- 2 Motor Adu Banteng, Remaja asal Gunungkidul Alami Luka-Luka
- Oplos Gas Melon Jadi Gas 12 Kg, Dua Pria di Gamping Ditangkap Polisi
- Progres Pembangunan Jogja Planning Gallery, Pemda Sebut Masih Lakukan Kajian HIA
- Dr. Raden Stevanus: Ingatkan Kembali, Tolak Istilah Nataru
Advertisement
Advertisement