Proyek Jembatan Pandansimo Bantul Capai 53 Persen, Konektivitas Jalur Pansela Segera Tersambung
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Proyek pembangunan Jembatan Pandansimo yang berada di wilayah pesisir selatan Bantul terus dikebut. Saat ini proyek yang membentang di atas Sungai Progo ini telah mencapai 53% dan ditarget akhir 2024 selesai alias bisa dilewat.
Terselesaikannya Jembatan Pandansimo ini nantinya menjadi infrastruktur penting tersambungnya konektivitas jalur pansela di DIY pada akhir 2024 mendatang, seiring dengan dikebutkan proyek Kelok 18 yang berada di perbatasan Gunungkidul-Bantul.
Advertisement
BACA JUGA : Proyek Jembatan Pandansimo di Atas Sungai Progo Dikebut untuk Antisipasi Cuaca Ekstrem
Proyek pembangunan Jembatan Pandansimo Bantul ini digelar Kementerian PUPR untuk meningkatkan konektivitas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Jalan Pantai Selatan (Pansela) di wilayaah DIY.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis tertulis menyatakan peningkatan konektivitas Jalan Pantai Selatan diharapkan dapat menjadi jalur wisata wilayah pesisir pantai selatan serta memperlancar konektivitas Pulau Jawa bagian selatan. Selain itu dapat mengurangi beban lalu lintas Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa.
“Kami terus promosikan jalur Pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat selatan. Karena tidak hanya jalannya yang bagus namun juga memiliki pemandangan yang indah [panoramic road] dan terdapat banyak obyek wisata,” katanya dikutip Selasa (30/7/2024).
Pembangunan Jembatan Pandansimo dilaksanakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY dengan anggaran APBN senilai Rp814 miliar. Pekerjaan konstruksi Jembatan Pandansimo saat ini telah mencapai 53% dengan target rampung akhir 2024.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 DIY BBPJN Jateng-DIY Setiawan Wibowo menambahkan Jembatan Pandansimo memiliki bentang utama jembatan sepanjang 675 meter dengan total penanganan 1.900 meter. Konstruksi jembatan dilengkapi dengan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) untuk melindungi/mereduksi struktur utama jembatan dari potensi bencana gempa bumi.
Jembatan ini berada di atas tanah dengan struktur berpasir dan muka air tanah dangkal yang lokasinya tidak jauh dari sumber gempa sesar opak radius kurang dari 10 kilmeter.
“Teknologi LRB dapat meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa. LRB memiliki sifat elastis sehingga memungkinkan struktur bawah untuk bergerak atau bergeser jika terjadi gempa dan kemudian kembali ke posisi semula saat gempa berakhir, serta berfungsi mencegah kerusakan serius pada struktur jembatan,” katanya.
Konstruksi Jembatan Pandasimo juga menggunakan Corrugated Steel Plate (CSP) yang belum banyak digunakan pada jembatan di Indonesia. Penggunaan CSP diharapkan dapat membuat struktur jembatan lebih ringan tetapi kuat serta cepat dalam pemasangan, sehingga relatif lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu.
Jembatan Pandansimo akan dipercantik dengan ornamen kearifan lokal berupa ikon Gunungan dengan interpretasi Sulur Keris dan Batik Nitik sebagai gerbang penanda mandala terciptanya ruang budaya. Terdapat Gapura Joglo sebagai penanda titik masuk atau keluar jembatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
Advertisement
Advertisement