Advertisement
Dua Kali Panen, Cadangan Pangan Sleman Bertambah 166.369 Ton
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman mencatat petani telah memasuki dua kali panen raya. Hingga akhir Agustus, panen ini mampu menghasilkan 166.369 ton gabah kering giling.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah mengatakan, sama seperti dengan daerah lain, penanaman padi di Sleman terbagi menjadi dua kelompok. Yakni, padi di lahan sawah dan padi yang ditanam di ladang.
Advertisement
Hingga sekarang, petani di Sleman sudah panen padi sebanyak dua kali. Panen raya pertama berlangsung pada rentang waktu Januari sampai April.
Total luas panen mencapai 12.643,3 hektare. Jumlah ini terdiri dari 12.173,3 hektare merupakan padi sawah dan sisanya sebanyak 470 hektare padi ladang. “Produksi di panen raya pertama ini mencapai 76.798 ton gabah kering giling,” kata Siti, Kamis (5/9/2024).
Menurut dia, panen raya kedua juga berjalan dengan baik. Malahan dari sisi hasil, juga mengalami peningkatan dibandingkan saat panen pertama.
Hal ini terjadi karena luas panen yang lebih banyak karena mencapai 14.996 hektare dan kesemuanya merupakan lahan padi sawah. Adapun hasilnya di panen kedua mampu menambah produksi sebanyak 89.571 ton gabah kering giling.
“Jadi secara total hingga akhir Agustus ada penambahan produksi sebanyak 166.369 ton gabah kering giling,” ungkapnya.
Disinggung mengenai adanya serangan hama, ia mengakui baik di musim tanam pertama dan kedua terdapat serangan. Sebagai contoh, saat musim tanam pertama didominasi oleh wereng coklat dan di tanam kedua terancam serangan tikus.
Kendati demikian, ia memastikan ada upaya pengendalian sehingga hasil panen dapat dioptimalkan. “Kami terus melakukan pendampingan dan saat ada laporan serangan hama langsung ditindaklanjut dengan upaya pengendalian oleh petugas di lapangan,” katanya.
Salah seorang petani di Padukuhan Krajan, Sidoluhur, Godean, Bariman mengatakan, sudah panen dua kali. Adapun hasilnya bagus karena petani tetap mendapatkan hasil.
“Memang ada gangguan hama, tapi bisa dikendalikan sehingga bisa terselamatkan dan petani bisa panen,” katanya.
Menurut dia, pada saat pemeliharaan terus berkoordinasi dengan petugas lapangan untuk memastikan tanaman padi dapat tumbuh dengan baik. “Salah satunya untuk antisipasi adanya serangan hama, makanya ada koordinasi dan pengamatan secara berkala,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menko Airlangga Bantah Pagar Laut 30 Kilometer di Tangerang Terkait PSN PIK 2
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- 3 Mobil Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jalan Kaliurang Sleman, Tabrak Toko hingga ATM
- Harga Cabai Rawit Merah di DIY Diklaim Mulai Turun, Operasi Pasar Dinilai Tak Efektif
- Taman Lalu Lintas Jogja Terus Berbenah Agar Lebih Inklusif
- Tol Jogja-Solo Ruas Junction Sleman-YIA Kulonprogo: Pembebasan Lahan di Hargorejo Kokap Dimulai dengan Pembentukan Satgas
- Sleman Anggarkan Rp896 Miliar untuk Infrastruktur di 2025
Advertisement
Advertisement