Advertisement
Penderita DM di DIY Mulai Tampak Sejak Usia Belasan Tahun
Diabetes / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY mencatat angka penderita diabetes melitus (DM) di DIY cenderung fluktuatif sejak Januari sampai dengan Mei 2024. Rata-rata angka penderita DM di wilayah setempat yakni di atas 5.000 orang dengan usia penderita terbanyak di rentang 60-69 tahun.
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie menerangkan, pada Januari 2024 angka DM di wilayahnya tercatat sebanyak 7.678 orang, kemudian turun menjadi 5.778 orang di Februari 2024, 5.345 orang di Maret 2024 dan 4.940 orang di April 2024. Angkanya kemudian naik lagi menjadi 6.261 orang di Mei 2024.
Advertisement
"Pola hidup yang tidak teratur serta konsumsi gula dan makanan cepat saji yang berlebihan tanpa dibarengi dengan aktivitas fisik jadi salah satu penyebab DM," kata Pembajun, Minggu (8/9/2024).
Pembajun menerangkan, berdasarkan umur penderita DM terbanyak ada di usia 60-69 tahun dengan jumlah 10.701 orang, kemudian usia 45-54 dengan jumlah 6.573 orang, kemudian usia 55-59 dengan jumlah 5.798 orang, selanjutnya usia di atas 70 tahun dengan jumlah 4.420 orang dan usia 20-44 sebanyak 2.450 orang.
"Penderita baru kasus DM bahkan sudah mulai tampak di usia muda yakni 15-19 tahun dan angka kejadian secara umum terjadi di usia 20 tahun ke atas," katanya.
Menurutnya, Dinkes DIY akan menggencarkan tiga hal untuk menekan angka DM yang cukup tinggi di wilayah ini. Pertama adalah dengan mendorong masyarakat melalukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan gerakan itu banyak penyakit tidak menular yang mampu dicegah.
"Kemudian bagi para lansia kami dorong juga untuk ikut Program Pengelolaan Penyakit Kronis yang merupakan program dari BPJS Kesehatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup para penderita penyakit kronis," ungkapnya.
Sementara yang terakhir yakni dengan meningkatkan skrining melalui Puskesmas agar mampu memetakan jumlah penderita DM di wilayah setempat, dengan demikian penderita penyakit itu bisa diobati secara optimal. "Ketika diskrining kemungkinan kasus akan naik, tapi dengan itu bisa diobati," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dukung Mobilitas dan Pariwisata, KAI Tambah Perjalanan Kereta Api
Advertisement
Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
- Buang Sampah Sembarangan, Dua Warga di Bantul Didenda Rp200 Ribu
- Grand Livina Terbakar di Tanjakan Tompak Kulonprogo
- Hujan Deras Disertai Angin Kencang Terjang Bantul, 10 Titik Terdampak
- Kampung Nelayan Merah Putih di Pantai Baru Ditarget Rampung Akhir 2025
- Polisi Belum Tetapkan Tersangka Dalam Kasus Kecelakaan Maut di Rongkop
Advertisement
Advertisement



