Advertisement
Nasib Pekerja Mebel yang Belum Digaji di Sewon Jadi Perhatian DPRD Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Puluhan pekerja PT Ide Studio Indonesia di Kapanewon Sewon, Bantul, yang tidak menerima upah/gaji kini bisa sedikit bernafas lega.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bantul berjanji akan membantu memperjuangkan hak-hak mereka yang belum dibayarkan perusahaan.
Advertisement
"Kami dari DPRD Bantul akan ikut memperjuangkan keadilan para pekerja," ujar Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bantul, Ahmad Agus Sofwan, usai menggelar audiensi dengan para pekerja dan sejumlah pihak terkait di kantor DPRD Bantul, Jumat (1/8/2025).
BACA JUGA: Puluhan Buruh Mebel di Bantul Tidak Digaji, Ini Respons Bupati Abdul Halim Muslih
"Tadi, kita sudah melakukan audiensi dengan para karyawan tersebut. Lalu, ada proses negosiasi yang disepakati dalam forum tersebut. Karena tadi kita sifatnya memberikan dukungan dan anjuran agar proses negosiasi terus berjalan dengan optimal," jelas Agung.
Ia juga menambahkan, apabila penyelesaian masalah ini mandek dan pihak perusahaan sulit diajak bertemu, DPRD Bantul berpeluang memanggil langsung pemilik perusahaan untuk dimintai penjelasan.
Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bantul, Istirul Widilastuti, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memproses masalah ini hingga tahap penyidikan di tingkat DIY.
"Tapi, kami akan terus menjalin komunikasi dengan para pihak termasuk perusahaan dan pekerja agar permasalahan ini dapat diselesaikan," kata Istirul.
Diketahui sebelumnya, 32 orang pekerja pabrik mebel ekspor di Sewon sudah beberapa bulan terakhir belum menerima upah. Para pekerja berulang kali mencoba menempuh jalur mediasi, namun belum membuahkan hasil.
Sebagian dari mereka pun mengajukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena upah tak kunjung dibayarkan namun permintaan itu tidak disetujui oleh perusahaan.
Pihak perusahaan sendiri berdalih kondisi keuangan terganggu akibat situasi ekonomi global.
Salah seorang pekerja, Sumiran, mengungkapkan bahwa upahnya sejak Februari hingga Maret 2025 belum sama sekali dibayarkan. Bahkan, sejak November 2024 hingga Januari 2025, ia hanya menerima gaji sebagian.
"Saya kerja di situ sejak 2005, gaji sejak November tahun lalu sampai Januari 2025 tidak dibayar utuh sedangkan Februari sampai Maret tidak dibayar sama sekali. Tapi kami tetap disuruh produksi, produknya berupa mebel yang dikirim ke luar negeri," ujar Sumiran Rabu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Megawati Berpidato di Kongres PDIP Bali, Singgung Selat Hormuz dan Meminta Kader Pahami Masalh Global
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Siswa Kulonprogo yang Keracunan Setelah Menyantap MBG Masih Rawat Inap, Pemkab Tanggung Semua Biaya
- 14.792 Warga Sleman Dinonaktifkan Kepesertaannya dari PBI JKN
- Fishum UIN Sunan Kalijaga Kini Miliki Program Magister Psikologi
- Cherrypop 2025 Digelar Tampilan 58 Penampil dengan Mengusung Tajuk Gelanggang Musik
- Sepanjang Januari-Juli 15 Pembuang Sampah Liar di Jogja Dikenai Sanksi Yustisi
Advertisement
Advertisement