Advertisement

Pemkab Pastikan Tidak Ada Kelangkaan Gas 3 Kg dan Sembako di Kulonprogo

Triyo Handoko
Rabu, 11 September 2024 - 06:57 WIB
Ujang Hasanudin
Pemkab Pastikan Tidak Ada Kelangkaan Gas 3 Kg dan Sembako di Kulonprogo LPG 3 kg - dok - Solopos

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Hingga awal September ini tak ada kelangkaan sembako di Bumi Binangun, termasuk gas melon yang di beberapa daerah lain mengalami kekurangan suplai. Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kulonprogo juga rutin melakukan pemantauan pasar untuk memastikan kelancaran distribusi sembako dan harganya agar tetap stabil.

Kepala Disdagin Kulonprogo, Sudarna menyebut belum ada rencana operasi pasar karena ketersediaan dan harga komoditas masih stabil. Operasi pasar akan dilakukan jika ada kenaikan harga sembako sebesar lima persen dalam sebulan.

Advertisement

Sudarna menyebut pihaknya juga rutin melakukan koordinasi dengan penyedia komoditas sembako. "Terbaru dengan Pertamina untuk memastikan ketersediaan gas melon, hasilnya masih terjaga dengan baik, belum ada kemungkinan langka di pasar," paparnya, Selasa (10/9/2024).

Pantauan Harian Jogja di sejumlah titik titik toko sembako juga menunjukan tidak adanya antrian yang disebabkan kelangkaan komoditas. Sejumlah toko sembako yang menjual gas melon juga nampak tersedia dan mencukupi.

BACA JUGA: Kelompok Wanita Tani Kulonprogo Dilatih Budi Daya Anggrek

Data Disdagin Kulonprogo sendiri mencatat komoditas yang mengalami kenaikan dari awal September ini hingga Selasa (10/9/2024) antara lain bawang merah dari Rp20.333 per kilogram jadi Rp21.000 dan bawang putih sebelumnya Rp41.667 jadi Rp42.167 per kilogram. Selebihnya komoditas sembako tak mengalami perubahan harga seperti beras yang harganya tetap Rp13.833 per kilogram, gula pasir Rp17.250, hingga minyak goreng Rp18.750 ribu per liternya.

Tak bergejolaknya harga sembako juga dikonfirmasi pemilik toko kelontong di Jl. Wates, Kapanewon Pengasih, Nurul Pratiwi yang menybut justru terjadi kelesuan pembelian. "Harga stabil, stok juga melimpah, tapi yang beli turun sejak awal September," tuturnya.

Penurunan daya beli ini, jelas Nurul, dilihat dari omzetnya. "Seminggu itu Agustus kemarin bisa Rp5 juta, kemarin ini hanya Rp3 juta," ungkapnya.

Nurul mengaku sedikit khawatir dengan penurunan penjualannya lantaran sebagian komoditas memiliki masa kadaluarsa. "Sedikit khawatir makanya kemarin mengurangi pembelian stok, kalau kenapa menurun  bingung karena harga selama ini juga stabil," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Siapkan Aturan Baru Terkait BPJS Ketenagakerjaan

News
| Selasa, 17 September 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Wisata Kampung Belgia di Jember Tawarkan Agrowisata Heritage

Wisata
| Minggu, 15 September 2024, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement